ZONASULTRA.COM, KENDARI – Selain menghadapi pandemi Covid-19, masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) juga berhadapan dengan demam berdarah dengue (DBD). Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra, dari Januari hingga April 2020 sudah terdapat 682 kasus dengan angka kematian sudah 7 orang.
Plt. Kepala Dinkes Provinsi Sultra, Andi Hasnah mengungkapkan, yang meninggal dunia karena DBD terbanyak ada di Kota Kendari dengan jumlah penderita 5 orang, serta 1 orang di Konawe dan 1 lainya di Kota Baubau.
“Saat ini untuk total kematian sudah tujuh orang, dan untuk penderita DBD se-Sultra mencapai angka 682 orang per April,” kata Andi Hasnah saat dihubungi awak media, Senin (20/4/2020).
Ia mengungkapkan, Kota Kendari menjadi endemik DBD saat ini. Sebab wilayah ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dibanding kabupaten dan kota lainnya di Sultra.
“Total kematian saat ini mendominasi di Kota Kendari, bahkan jumlah sebaran penyakit DBD pun tertinggi di sini. Hal ini rentan karena Kendari padat penduduknya,” terangnya.
Masyarakat diminta jangan hanya waspada pada Covid-19 tetapi juga waspada dengan bahaya yang ditimbulkan DBD. Kata dia, bila memang merasa sakit DBD segera periksakan diri, jangan menunggu hingga fase kritis.
“Jadi kita juga tidak boleh main-main dengan penyakit DBD. Sebab ini juga sebagai salah satu penyumbang kematian terbesar. Jumlah pasien yang meninggalpun mengalami kenaikan, pada pertengahan Maret lalu kasus kematian ada lima orang dan saat ini bertambah dua lagi,” ungkapnya.
Ia merinci data kasus DBD di wilayah Sultra selama periode Januari sampai April 2020 yakni Kota Kendari 255 kasus, dengan kematian 5 orang, Kota Baubau 47 kasus dengan pasien meninggal 1 orang, Kabupaten Konawe Selatan 94 kasus, Kabupaten Muna 66 kasus, Kabupaten Wakatobi 39 kasus, serta Kabupaten Konawe 27 kasus yang meninggal 1 orang. (B)
Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Muhamad Taslim Dalma