ZONASULTRA.COM,WANGGUDU-Tim Gugus Penanganan Covid-19 Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), mendirikan portal di perbatansan antara Konawe Utara (Konut), Sultra dan Sulawesi Tenggah (Sulteng).
Pintu gerbang dengan tinggi sekira 3 meter yang dibangun itu membentang luas menutupi seluruh badan jalan poros umum di wilayah Tetewatu, Kecamatan Wiwirano, Konut menuju Sulteng. Warga setempat membangun dengan menggunakan bahan dari kayu dan seng.
Pembuatan portal itu dimaksudkan bukan untuk menutup total jalur trans Sulawesi itu, melainkan untuk memperketat pengawasan dan penjagaan dalam mencegah penyebaran virus corona atau covid-19 masuk di wilayah itu.
Ketua Gugus Covid-19 Konut, Ruksamin mengatakan, portal yang dipasang berlaku dengan sistem buka-tutup untuk mengontrol para pengendara luar masuk di Konut seperti, Morowali Sulteng. Portal tersebut, didirkan oleh tim gugus tugas dari pemerintah Desa dan Kecamatan Wiwirano.
Baca Juga :
Puluhan Sopir Angkutan di Kolut Protes Penutupan Perbatasan Jalan Penghubung Sulsel-Sultra
“Dari laporan yang masuk, masyarakat setempat khsusnya di wiwirano sudah sangat banyaknya orang dari Morowali mudah keluar masuk di Konut. Sementara kita tau sendiri Morowali merupakan kawasan zona merah covid-19 dan sudah banyak yang terjangkit,”kata Ruksamin yang juga sebagai Bupati Konut dikonfirmasi, Jumat (1/5/2020) malam.
Sesuai instruksi yang dikeluarkan, jika pengendara bukan penduduk atau ber KTP Konut tidak diperbolehkan melintas tanpa alasan apapun, terkecuali bagi pegemudi yang membawa kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako), bahan bakar (BBM), dan masyarakat yang memiliki tugas khusus yang dibuktikan surat jalan.
“Penjagaan di 3 titik wilayah Kecamatan Langgikima, Lasolo dan Sawa juga kita perketat. Selain menurunkan petugas gabungan dari semua unsur, kami juga menyiapkan gerbang sterilisasi untuk dilakukan penyemprotan biosanitaiser kepada setiap orang dan kendaraan yang lewat. Juga tes kesehatan,”ujarnya.
Terkait beredarnya isu di media sosial (medsos) jika protal tersebut sengaja dibangun untuk menutup total akses tansportasi, Pria bergelar doktor ini menepis hal itu. Dikatakan, langkah itu diambil untuk memperketat pegamanan bukan untuk melumpuhkan arus transportasi.
“Gambarnya itu diambil saat sedang diuji coba protalnya. Saat ditutup ada yang sengaja foto dan aploud di medsos seakan-akan sudah ditutup total. Jadi, sekali lagi itu tidak benar. Saya sudah turun langsung sendiri tinjau dan kita resmikan pemanfaatannya,”terangnya.
Ruksamin menambahkan, apa yang dilakukan semua sudah diatur sehingga tak ada yang rugikan. Dan hal itu juga demi kebaikan kita bersama agar terlindungi dari covid-19.
“Jangan kita sudah bekerja susah payah lantas sia-sia hanya karena hal sepele. Saya tegaskan soal covid-19 jangan main-main, kami di Konut dikelilingi daerah zona merah olehnya itu sistem pengamaanan kami perketat,”tukasnya.(b)