ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Tinggi gelombang air laut di perairan Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) beberapa hari terakhir mencapai tiga sampai empat meter. Akibatnya, talud pemecah ombak yang berada di Desa Pudonggala Utama, Kecamatan Sawa roboh.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut Rahmatullah mengatakan, dari 560 meter panjang talud, ada sekitar 100 meter yang roboh dihantam ombak.
“Kita sudah turun ke lokasi bersama tim meninjau, mendokumentasikan dan mengambil data. Sudah kami laporkan juga ke pimpinan untuk langkah selanjutnya,” kata Rahmatullah dikonfirmasi, Selasa (9/6/2020).
Dijelaskan, talud tersebut dibangun pada awal Februari 2020 melalui dana hibah APBN senilai Rp3 miliar lebih. Panjang talud 560 meter dengan ketebalan 90 cm, tinggi dari permukaan tanah 190 cm dengan kedalaman kuku sekira 1 meter atau 2 cincin. Bahannya menggunakan batu gunung dan semen.
“Pekerjaan itu (talud) masih masuk masa pemeliharaan sampai Desember 2020 nanti. Setelah kami turun lapangan dan laporkan selanjutnya dilakukan langkah untuk perbaikan secepatnya, timnya sudah siap,” ujarnya.
Dia menambahkan, gelombang tinggi juga berdampak pada rumah-rumah warga yang berada di pesisir pantai, tepatnya Desa Laimeo dan Tanjung Laiemo, Kecamatan Sawa.
“Sekitar puluhan rumah, rata-rata bagian dapur rumah banyak yang rusak karena hantaman ombak. Kita juga sudah tinjau langsung dan laporkan untuk penanganan selanjutnya,” ujarnya. (b)