ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kasus Demam Berdarah di Kota Kendari yang mengalami peningkatan dari sebelumnya 267 kasus menjadi 288. DPRD Kota Kendari menyoroti peningkatan kasus DBD tersebut.
Ketua DPRD Kota Kendari Subhan mengatakan, jumlah penderita kasus DBD di Kota Kendari yang mengalami peningkatan ini haruslah disikapi secara serius oleh Dinas Kesehatan kota Kendari. Sebab selain jumlah pasien yang meningkat, ungkapnya, tercatat 5 orang pasien DBD di Kota Kendari yang meninggal dunia.
Kondisi seperti ini haruslah diantisipasi sejak dini agar jumlah penderita tidak lagi bertambah. “Kondisi musim hujan seperti ini memang membuat perkembangan nyamuk aides aigepty sangat cepat. Jadi Dinkes Kota Kendari harus lebih maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap wilayah yang masuk zona merah DBD,” jelas Subhab di ruang kerjanya, Kamis (18/6/2020).
Namun begitu, lanjut Subhan, peran aktif dari masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya menjadi salah satu faktor pendukung utama buat pemerintah dalam melawan penyebaran DBD.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan kota Kendari Rahminingrum menuturkan, jumlah penderita DBD memang mengalami peningkatan di mana data terakhir pada Mei lalu jumlah penderita hanya 267 tetapi memasuki pertengahan Juni ini mengalami peningkatan hingga 288 kasus DBD. Untuk antisipasinya pihaknya telah melakukan Fogging di pemukiman warga.
Sudah sekitar 59 titik telah dilakukan pengasapan, oleh Dinas Kesehatan Kota Kendari guna mengantisipasi bertambahnya korban DBD di Kota Kendari. Untuk titik terbanyak dilakukan Fogging berada di Sodohoa, lepo-lepo, Andounohu, Puwatu, Baruga dan Batubangga.
“Kami sejauh ini terus bekerja secara maksimal untuk penanganan wabah DBD di Kota Kendari. Sebab data terakhir pasien terjangkit DBD Meningkat menjadi 288 dari sebelumnya 267 pasien”terang Rahminingrum di ruang kerjanya, Kamis (18/6/2020). (b)
Kontributor : M. Rasman Saputra
Editor : Kiki