Takut Dijarah, 474 Warga Desa Ambulano Konawe Bertahan Akibat Banjir

Takut Dijarah, 474 Warga Desa Ambulano Konawe Bertahan Akibat Banjir
KORBAN BANJIR  - Sebanyak 474 warga dari 140 kepala keluarga (KK) di Desa Ambulano, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi terisolasi akibat banjir yang menerjang sejak pekan lalu hingga Minggu (19/7/2020). (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Sebanyak 474 warga dari 140 kepala keluarga (KK) di Desa Ambulano, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi terisolasi akibat banjir yang menerjang sejak pekan lalu hingga Minggu (19/7/2020).
Bencana banjir membuat sungai Lahumbuti meluap.

Akibatnya, jalan akses keluar-masuk ke desa itu ikut digenangi air setinggi tiga meter. Satu-satunya cara untuk ke desa tersebut dengan menggunakan perahu milik warga dan perahu milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe.

Akhirnya, mereka terpaksa mendirikan tenda darurat dan sebagian lagi mengungsi di gudang penampungan gabah. Lokasi itu berjarak 1 kilometer dari rumah mereka yang sudah terendam air setinggi 1,5 meter sampai 3 meter. Hanya perlengkapan tidur dan alat masak yang diboyong ke tempat pengungsian.

Bahkan, hewan peliharaan seperti, ayam dan anjing juga ikut diungsikan. Sementara itu, barang elektronik tidak diangkut di lokasi pengungsian. Tetapi, barang berharga itu sudah diamankan ke bagian rumah yang lebih tinggi (loteng).

Salah seorang warga Desa Ambulano, Kadek Saniasi mengaku, sejak Senin (13/7/2020) mengungsi ke tempat itu. Empat orang anggota keluarga termasuk anak dan suami menyelamatkan diri di tempat pengungsian. Sementara barang elektronik diamankan di tempat yang lebih tinggi.

“Suami dan anak (diungsikan) ke sini, orang tua saya dilarikan ke Kendari karena sakit. Kami tidak mau mengungsi terlalu jauh karena tahun lalu banyak barang-barang yang hilang, dicuri,” ungkap Saniasi, Minggu (19/7/2020).

Menurut dia, air banjir di rumahnya setinggi lutut di dalam badan rumah, sementara di pekarangan setinggi pinggang. Selain itu, ia mengaku stok bahan makanan cukup meski dalam kondisi terisolasi.

Senada dengan itu, Kepala Desa Ambulano Ketut Riawan menegaskan, warga enggan dievakuasi karena tidak ada jaminan keamanan, sebab mereka masih memiliki aset bergerak yang bisa digunakan pasca banjir.

“Televisi, mesin jahit, traktor, itu aset kita yang masih bisa kita gunakan setelah banjir, untuk bertahan hidup. Karena sawah kita sudah rusak, merugikan juta,” ujar Ketut Riawan. (a)

 


Reporter: Fadli Aksar
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini