Tak Gentar Ada Wabah Corona, Pantai Nirwana Tetap Ramai Dikunjungi Wisatawan

Tak Gentar Ada Wabah Corona, Pantai Nirwana Tetap Ramai Dikunjungi Wisatawan
Pantai Nirwana - Kondisi Pantai Nirwana di tengah pandemi Covid-19 terlihat dipadati wisatawan, Minggu (23/8/2020). Mereka datang dari berbagai daerah di wilayah Sultra. (Risno Mawandili/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, BAUBAU – Terik matahari terasa menyayat kulit, Minggu siang itu. Namun para pengunjung Pantai Nirwana, dewasa hingga anak-anak asyik saja menikmati keindahan yang tersaji di pantai itu. Semua tampak biasa, seolah tak ada pandemi Covid-19.

Kala tren penularan Covid-19 di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultara) kian meningkat, Pantai Nirwana tetap ramai dikunjungi wisatawan. Wisatawan terlihat tak mengenakan masker saat beraktivitas. Terlihat juga ada yang bercengkerama sambil berjoget mengikuti irama musik disko dari pengeras suara.

Yanti, salah satu wisatawan mengatakan tidak takut tertular Covid-19. Dia mengaku patuh protokol kesehatan saat berwisata. Meski pernyataanya berbalik dengan realitas saat kami temui, di mana ia tidak mengenakan masker.

“Tidak takut dengan corona. Tidak khawatir akan tertular karena tidak berbaur dengan yang lain, saya menggunakan masker, jaga jarak juga,” ujarnya sambil memperlihatkan masker yang baru diambilnya diri tas di sebuah gazebo, Minggu (23/8/2020).

Wisatawan lainya, Darmin (38) bahkan mengatakan tidak ada Covid-19 di Pantai Nirwana. Sehingga tidak takut untuk liburan di tempat itu.

Terlihat beberapa wisatawan beristrahat di gazebo yang ada di Pantai Nirwana.

“Pilih Pantai Nirwana karena tempat wisatanya bagus. Masih berani karena tidak ada Covid-9 di sini,” ujarnya.

Darmin (Tengah)

Darmin datang bersama rombongannya yang berjumlah 30 orang berasal dari Kabupaten Buton Tengah. Alasan mereka liburan karena suntuk terus berada di rumah selama pandemi Covid-19 ini.

Pantai Nirwana tenyata telah ramai pengunjung setelah dibuka kembali dua bulan belakangan. Sempat ditutup selama tiga bulan dan tidak beroperasi. Saat pertama kali dibuka tempat ini langusung ramai wisatawan. Data ini berdasarkan pengakuan salah satu warga yang bermukin di Pantai Nirwana, La Ode Ngga (70).

La Ode Ngga

“Biasanya rame bahkan lebih rame dari (hari) ini. (pengunjungnya) dari luar kota, dari kampung-kampung lain. Sudah mau dua bulan ini (buka kembali). Kan tutup tiga bulan, pas sudah dibuka rame kembali. Banyak dari kota, dari luar kota. Jam delapan pagi sudah mulai rame sampai jam enam sore. (Sistemnya) ada yang datang, ada yang pulang,” terang La Ode Ngga yang juga pelaku usaha jasa pelampung di Pantai Nirwana.

Menurut Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Baubau, dr. Lukman, jika Pantai Nirwana terus beroperasi tanpa mematuhi protokol kesehatan maka bakal menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Dia menyangkan jika ada wisatawan yang berpikir bahwa Kota Baubau sudah normal tanpa penyebaran Covid-19.

“Ini berbahaya. Kita belum melewati krisis pandemi ini. Makanya saya sering sampaikan itu. Saya jarang menggunakan istilah new normal karena diksi ini banyak dipakai kata normalnya saja, seolah-olah ini sudah normal padahal kita ini kan lagi masa-masa transisi,” tegasnya ditemui di ruang kerjanya Senin (24/8/2020).

“Coba bayangkan misalkan ada satu orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terpapar Covid-19, main di tempat tersebut, bisa jadi perkembangan baru,” sambungnya.

Terlebih, menurut Lukman, mereka yang terpapar Covid-19 di Kota Baubau paling dominan adalah kelompok usia produktif – pemuda dan remaja. Menurutnya kalompok produktif ini paling banyak mengunjungi tempat wisata. Jika kelompok ini tidak patuh protokol kesehatan maka bisa saja tempat wisata jadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Pantai Nirwana Seharusnya Ditutup

Terlihat beberapa wisatawan berjoget ria mengikuti alunan misik dari pengeras suara tanpa menggunakan masker.

Pantai Nirwana seharusnya ditutup, tidak dibolehkan beroperasi. Ini sesuai perintah dari Kementerian Pariwisata kepada Pemerintah Kota Baubau.

Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata, Dispar Kota Baubau, Amalia mengatakan, Pantai Nirwana terpaksa dibiarkan buka kembali karena desakan masyarakat setempat. Dispar Kota Baubau tak kuasa melawan kehendak warga yang mulai terhimpit ekonomi karena pandemi Covid-19.

“Artinya kalau dari versi pemerintah belum ada objek wisata yang dibuka. Kita kan ada surat penutupan,” ungkapnya, ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/8/2020).

Amalia menguraikan, Dispar Baubau memang sempat mengizinkan industri pariwisata buka kembali pada 7 Juni 2020. Namun niatan itu urung karena Gugus Tugas Covid-19 Nasional yang mengklasifikasikan Kota Baubau ke dalam zona merah peta penyebaran Covid-19 direspon Kementerian Pariwisata dengan mengeluarkan perintah agar destinasi pariwisata di Kota Baubau tetap ditutup. Kota Baubau memang merupakan 1 dari 33 daerah yang masuk zona merah peta penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Amalia mengaku pihaknya dilema dengan pengontrolan Pantai Nirwana yang dikelola masyarakat. Mereka mengesampingkan perintah Kementerian Pariwisata.

Meski begitu dalam waktu dekat, kata dia, Dispar Kota Baubau dibantu Dispar Sulawesi Tenggara bakalan melakukan sosialisasi agar bisa mengedukasi pengelola dan pengunjung di sana. “Kita juga akan ada bantuan sanitasi cuci tangan, kita juga akan ada bantuan masker. Itu rencanya di September minggu awal,” akunya.

Di Kota Baubau ada sekira 219 objek destinasi pariwisata. Beberapa di antaranya yang dikeloa masyarakat telah buka kembali. Bukan destinasi saja, ungkap Amelia, juga beberapa Tempat Hiburan Malam (THM) memaksa buka dengan alasan desakan ekonomi karyawan. Demikian THM diberi izin dengan catatan risiko tanggung sendiri.

Terkait pembukaan industri pariwisata ini, kata dr Lukman, tidak mendapat kabar resmi. Gugus Tugas Covid-19 di Kota Baubau memang beberapa kali mendengar Dispar mengungkit hal ini saat rapat bersama, namun sejauh ini belum ada keterlibatan secara langsung.

“Kalau memang industri wisata berkoordinasi dengan Dispar, nanti kami akan ingatkan lagi ke Dinas Pariwisata. Karenakan membangkitkan kesadaran masyarakat ini sulit,” Aku Lukman.

Belum Memenuhi Standar Operasi

Menurut dr Lukman, ada beberapa syarat jika industri pariwisata di zona merah ingin beroperasi kembali. Kata dia penerapan aturan itu harus dipertanggungjawabkan oleh satuan gugus tugas (Satgas) Covid-19 yang dibentuk oleh industri pariwisata sendiri.

“Misalnya tempat wisata dibuka, tapi tidak ada satgas, tidak ada yang bertanggung jawab siapa yang memastikan pelaksanaan protokol kesehatan itu. Akhirnya masyarakat kaya bebas saja begitu,” terang Lukman.

Akunya, hingga saat ini belum ada industri pariwisata di Kota Baubau yang bersurat secara sesmi ke Gugus Tugas Covid-19 untuk beroperasi kembali. Padahal yang berhak menilai kelayakan standar operasional prosedur itu adalah tim gugus tugas.

Lanjut Lukman, jika Pantai Nirwana ngotot beroperasi, harusnya ada survei dari tim gugus tugas yang menilai beberapa hal. Yakni, sejauh mana pengelola wisata memiliki pemahaman yang benar soal perkembangan Covid-19 di daerah, sejauh mana pelaksanaan protokol kesehatan di tempat itu, dan sejauh mana satgas di Pantai Nirwana mengkampanyekan imbauan pemerintah soal protokol kesehatan.

“Kalau itu zona merah walau ada satgasnya, kami anjurkan jangan dulu buka. Kalau dia ingin membuka, dia kan punya catatan kunjungan orang di wilayah tersebut, dianjurkan kunjungan wisatanya itu 20 sampai 30 persen saja dari jumlah total biasanya,” urai Lukman.

Terkait satgas dan protokol kesehatan ini, kata Amalia, baru BKSDA saja yang bersurat secara resmi pada Dispar Baubau bahwa akan kembali membuka Wisata Cagar Alam Tirta Rimba dengan protokol kesehatan ketat.

“Jadi yang menyampaikan resmi ke kami itu batu Tirta Rimba. Jadi ada surat resmi dari BKSDA untuk izin membuka dengan protokol ketat. Kalau aturan dari Kemenpar sebenarnya boleh saja asal dengan protokol ketat dan penerapan SOP ketat,” kata Amalia.

Untuk diketahui, sejauh ini 229 orang warga Kota Baubau terkonfimasi positif, telah sembuh 225 orang, dilaporkan meninggal lima orang, dan dalam perawatan 99 orang di mana sebanyak 83 orang dikategorikan dalam pasien suspect.

Gugus Tugas Covid-19 di Kota Baubau juga mencatat sebanyak 234 orang warga setempat merupakan orang dengan pemantauan ketat yang memiliki kontak erat dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 sebelumnya. (A*)

 


Kontributor : Risno Mawandili
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini