Kasus Meninggal akibat Corona di Sultra Meningkat

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal
dr La Ode Rabiul Awal

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kasus meninggal akibat virus corona di Sulawesi Tenggara (Sultra) melonjak tajam hingga 300 persen dalam dua bulan terakhir. Sejak empat bulan lalu hingga 30 Juni 2020, kasus meninggal hanya enam orang. Namun pada 26 Agustus 2020 jumlahnya sudah menjadi 24 kasus.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sultra, dr. La Ode Rabiul Awal mengaku prihatin atas hal ini. Ia meminta warga Sultra, khususnya pemerintah agar menjadi perhatian lebih dalam melakukan pengendalian Covid-19.

“Hanya dalam jangka waktu dua bulan jumlah kematian bertambah 18 orang atau 300 persen. Angka CFR (risiko kematian) di Sultra 1,8 persen,” kata dr. La Ode Rabiul Awal melalui WhatsApp, Rabu (26/8/2020).

Menurut dia, usia korban yang meninggal mulai dari 26 sampai 65 tahun. Kasus meninggal terbanyak tercatat di Kota Kendari sebanyak 10 kasus. Diikuti Kota Baubau lima kasus, Buton empat kasus, Muna dua kasus, Kolaka Utara dua kasus, dan Kolaka satu kasus.

Dua kasus terakhir, kata Rabiul, terjadi pada tiga hari yang lalu di Kendari dan Muna. Kedua pasien ini dirawat selama tiga hari sebelum kondisinya semakin memburuk dan meninggal. Pasien terakhir yang meninggal di Muna bahkan awalnya dirawat sebagai suspect. Namun, karena kondisinya terus memburuk, spesimen pasien akhirnya diambil dan diketahui positif Covid-19 setelah meninggal.

Kasus pasien yang meninggal dan belakangan diketahui terpapar virus korona jenis baru ini sudah berulang kali terjadi. Teranyar, seorang anggota DPRD Buton meninggal pada Jumat pekan lalu saat melakukan kunjungan kerja di Kendari. BA (66) meninggal positif Covid-19 dengan keluhan sesak dan sakit di dada.

Selain itu, kasus terkonfirmasi positif juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam dua bulan terakhir. Bila pada 30 Juni 2020 jumlah pasien terkonfirmasi hanya 363 kasus, pada 26 Agustus 2020 menjadi 1.402 kasus. Kumulatif kasus kurang dari dua bulan ini bertambah 1.039 kasus atau 276 persen.

Dia mengatakan, mayoritas penyebab pasien Covid-19 meninggal karena penyakit penyerta yang diderita. Menurut dia, pasien dengan penyakit komorbid sangat rentan terhadap infeksi virus corona.

“Penyakitnya diperparah setelah terinfeksi virus. Jadi, usia harapan hidup makin menurun setelah pasien terpapar corona,” tegas dr. Rabiul Awal.

Ia menyebut, masalah saat ini adalah keseriusan gugus tugas Covid-19 kabupaten atau kota dalam penanganan kasus virus corona. Gugus tugas bahkan kesulitan mengakses informasi terkait penanganan kasus.

“Sebenarnya mereka sudah tidak serius. Nah sementara basis penanganan ada di kabupaten kota,” tukasnya. (A)

 


Reporter: Fadli Aksar
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini