ZONASULTRA.COM, KENDARI– Tingkat hunian kamar pasien Covid-19 di dua rumah sakit rujukan di Kota Kendari diklaim dalam kondisi aman di tengah laju penambahan kasus konfirmasi positif di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mengalami peningkatan.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Bahteramas Hasmudin mengklaim jumlah pasien diisolasi di sana masih tergolong aman.Dari 41 kamar tidur yang disiapkan, 30 ranjang yang kini terisi. Ia mengakui, kerap memulangkan pasien tanpa menjalani uji swab, asalkan pasien sudah menjalani isolasi selama 10 hari.
Hasmudin mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 revisi ke-5 yang ditandatangani Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada 13 Juli 2020.
Berdasarkan data Satgas Covid-19, total konfirmasi positif Covid-19 di Kota Kendari sebanyak 672 orang. Sebanyak 279 diantaranya masih diisolasi di dua rumah sakit yakni RS Bahteramas dan RSUD Kota Kendari dan menjalani isolasi mandiri. Kemudian 17 pasien meninggal dunia dan 376 pasien telah sembuh.
Ia menilai mobilitas keluar masuk pasien Covid-19 tergolong tinggi. Ketika ada yang sembuh hari selanjutnya ada pasien yang langsung menempati kamar tidur yang telah kosong itu. Pihaknya sendiri merawat pasien mulai dari tanpa gejala hingga dengan gejala berat.
“Aturan Permenkes, pulangnya itu tanpa kita swab lagi. Yang penting sudah isolasi 10 hari, pemberian obat apa segala, menurut teori dan menurut Kemenkes boleh dipulangkan. Iya, tanpa swab ,” jelas Hasmudin saat dihubungi melalui telepon, Kamis (10/9/2020).
Ia menyebut, pihak rumah sakit biasanya menitip pasien di gedung Badan Pelayanan Kesehatan (Bapelkes) untuk masa pemulihan selama empat hari sebelum diperbolehkan pulang ke rumah.
Seiring terus bertambahnya pasien itu, tak hanya RS Bahteramas yang menjadi titik rujukan pasien covid-19, melainkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari tengah merawat pasien Covid-19 itu.
Dirut RSUD Kota Kendari dr Sukirman mengatakan, kondisi rumah sakit belum dipenuhi pasien corona. Dari 58 kamar tidur yang disediakan, hanya 32 ranjang yang ditempati. Lantaran, mereka hanya merawat pasien dengan gejala ringan hingga berat.
Sukirman juga berdalih, kebijakan itu diambil berdasarkan Permenkes. Sehingga warga yang terpapar Covid-19 tak dirawat, namun diminta menjalani isolasi mandiri di rumah. Padahal, sebelumnya rumah sakit milik pemerintah Kota Kendari itu pernah mempersiapkan sampai 100 kamar tidur.
“Rumah sakit sekarang tidak pernah penuh lagi. Sementara kita tau 80 persen pasien Covid-19 tanpa gejala. Jadi diharapkan isolasi mandiri. Mengenai itu bagaimana prosedurnya Dinkes yang lebih tahu,” kata Sukirman saat dihubungi melalui telepon, Kamis (10/9/2020).
Namun katanya warga yang isolasi mandiri bisa memungkinkan kondisinya memburuk. Hal itu menjadi tugas Dinas Kesehatan setempat untuk selalu melakukan monitoring dan segera merujuk warga ke rumah sakit. (a)