ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejumlah aktivis dari Aliansi Mahasiswa Sedarah (AMS) menginap di pintu masuk Jembatan Teluk Kendari sejak kemarin, Selasa, (20/10/2020). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk penolakan atas rencana kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Kendari yang direncanakan pada Kamis (22/10/2020).
Mereka menilai Jokowi belum bisa bisa menuntaskan kasus penembakan rekan mereka yakni Randi dan Muh Yusuf Kardawi yang sudah lebih dari setahun.
Para mahasiswa yang getol mengawal kasus kematian dua mahasiswa UHO pada September 2019 lalu itu menginap di pintu masuk Jembatan Teluk Kendari yang direncanakan akan diresmikan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut dalam agenda kunjungan kerja di Sultra, Kamis (22/10/2020).
Koordinator AMS Rahman Paramai menolak dengan keras kedatangan Presiden RI karena Jokowi dinilai tidak memiliki komitmen yang baik untuk menyelesaikan kasus HAM di Indonesia, terutama kasus tertembaknya dua rekannya yakni almarhum Randi dan almarhum Muh Yusuf.
“Sejauh ini pembunuh Randi dan Yusuf masih berkeliaran karena lambatnya penangkapan pelaku. Kita percaya bahwa pihak kepolisian mempunyai kerja cepat untuk menangkap pelaku begal, tapi terbunuhnya mahasiswa UHO sampai hari ini belum bisa diungkap,” tegas Rahman di Kendari, Rabu (21/20/2020).
Ia juga menyesalkan sikap wakil rakyat, khususnya Komisi III DPR RI dan Polri yang mereka anggap menutup mata dalam persoalan ini dan melarikan tanggung jawab. Untuk itu mereka meminta kepada Presiden RI agar segera menuntaskan kasus ini.
“Kami meminta sikap tegas Presiden Joko Widodo untuk mendorong Polri khususnya Polda Sultra agar menyelesaikan kasus Randi dan Yusuf. Meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk membentuk TGPF untuk mengungkap kasus Randi dan Yusuf yang melibatkan semua unsur,” pungkasnya.
Kunjungan Presiden RI di Sultra untuk mengikuti dua agenda proyek strategis nasional (PSN) sekaligus pada Kamis (22/20/2020). Agenda Presiden di Sultra yakni akan meresmikan pabrik gula di Kabupaten Bombana dan meresmikan Jembatan Teluk Kendari di Kota Kendari.(A)
Reporter : Fadli Aksar
Editor : Kiki