Tanggal 10 November bangsa tercinta ini biasa memperingati Hari Pahlawan. Hal itu dilakukan setiap tahunnya sebagai bentuk untuk mengenang dan memperingati perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Hari Pahlawan pun merupakan bagian hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, dan diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya di Indonesia. Hari ini untuk memperingati Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945, di mana para tentara dan milisi indonesia yang pro-kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia. Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 (Wikipedia.org)
Semangat perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan oleh para pahawan jelas bukan tanpa rintangan dan pengorbanan. Karena itu seyogianya saat ini generasi muda dapat lebih menghargai perjuangan para pahlawan dan bagaimana agar dapat memberikan hal terbaik kepada bangsa agar dapat dipandang dan diperhitungakan oleh dunia.
Namun, jika melihat kondisi generasi saat ini, tak sedikit dari mereka jauh dari harapan. Sebagaimana Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisiaris Jenderal Polisi Heru Winarko menyebut, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Di mana ada peningkatan sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang menggunakan narkotika.
Sedangkan angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu kelompok masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial (Bnn.go.id, 12/08/2019)
Belum lagi kasus tindak kriminalitas yang melibatkan anak-anak tiap tahun mengalami peningkatan. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut, sejak 2011 hingga akhir 2018, tercatat 11.116 anak di Indonesia tersangkut kasus kriminal.
Tindak kriminal seperti kejahatan jalan, pencurian, begal, geng motor, pembunuhan mendominasi. Komisioner KPAI Putu Elvina mengatakan, jumlah anak yang menjadi pelaku kejahatan pada 2011 mencapai 695 orang. Sementara untuk 2018, jumlah anak yang menjadi pelaku kejahatan meningkat drastis menjadi 1.434 orang (Sindonews.com, 14/03/2019).
Kasus tersebut tentu baru yang tampak di media, tetapi kasus yang tidak terkeskpose tidak menutup kemungkinan jumlanya lebih banyak lagi. Miris!
Kalau sudah seperti itu, bagaimana mungkin generasi yang akan datang akan lebih maju dalam ilmu dan teknologi, jika kehidupan mereka justru bertolak belakang dalam rangka mewujudkan bangsa yang bermartabat, berbudi pekerti luhur, dan memiliki daya saing yang tinggi di kancah dunia.
Selain itu, jika generasi saat ini telah bobrok, bagaimana keadaan generasi yang akan datang? Apakah akan lebih baik lagi atau sebaliknya lebih buruk?
Belum lagi, masalah kualitas generasi yang akan datang, jika tak mampu bersaing di kancah dunia, tidak menutup kemungkinan negeri ini akan menjadi tertinggal dan mudah dikendalikan oleh negeri lain yang pengaruhnya lebih kuat. Sebab, bagaimana mungkin akan memperjuangkan negerinya jadi lebih maju, jika kualitas generasi pada masa itu justru menurun. Bagaimana tidak, sudah menjadi rahasia umum jika penyahgunaan narkoba dapat menurunkan kualitas hidup dan daya pikir seseorang. Begitu juga, masalah kriminal remaja yang makin hari jumlahnya meningkat.
Karena itu, sungguh sangat disayangkan jika generasi saat ini dalam mengisi kemerdekaan masih jauh dari harapan. Padahal para pahlawan telah banyak mengorbankan harta bahkan jiwa dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan negeri ini.
Dari itu, sebagai generasi masa kini sepatutnya dapat melakukan hal-hal yang berguna bagi banyak orang dan memajukan bangsa ke arah yang lebih baik lagi. Sebab, perjuangan para pahlawan yang telah gugur melawan penjajah merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya.
Dengan demikian, tidak mudah generasi saat ini mengisi dan memperjuangkan cita-cita para pahlawan yang telah gugur, jika generasi yang ada tidak sejalan dengan yang diharapkan. Karena itu, sebagai bentuk penghargaan kepada pahlawan, sudah semestinya generasi yang ada berusaha lebih baik lagi agar mampu mengharumkan nama bangsa di mata dunia.
Oleh: Fitri Suryani, S. Pd.
(Guru dan Penulis Asal Konawe, Sultra)