ZONASULTRA.COM, LASUSUA– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Utara (Kolut) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan menggelar aksi penanaman bibit kakao di lahan seluas 6,5 hektare, Desa Kasumeeto, Kecamatan Pakue. Kegiatan tersebut merupakan program peningkatan produksi berkelanjutan revitalisasi kakao 2020.
Dalam kegiatan itu dihadiri oleh Bupati Kolut Nur Rahman Umar, Ketua DPRD Kolut Buhari, dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) serta petani kakao setempat, Sabtu (12/12/2020).
Nur Rahman Umar mengatakan saat ini berbagai upaya telah dilakukan pemerintah baik dari pusat dan pemerintah daerah untuk mengembalikan kejayaan sektor perkebunan kakao khususnya di Kolut. Program revitaliasi yang sudah berjalan tiga tahun diharapkan benar-benar bejalan dan bisa menopang sebagai sumber ekonomi masyarakat.
Kata dia, program apapun yang dibuat tidak bisa dipastikan berhasil jika tidak didukung penuh oleh masyarakat khususnya petani, olehnya itu pihaknya meminta keseriusan masyarakat terhadap program tersebut.
“Jangan ada keraguan dengan program ini sebab program revitalisasi ini akan berkelanjutan di 2021, kita harus kerja maksimal untuk hasil yang lebih baik, tahun depan kita rencanakan lagi pengadaan bibit sebanyak 1,5 juta dengan rencana luas lahan kurang lebih 1500 hektar,” kata Nur Rahman.
Dikatakannya, setelah berbagai upaya yang telah dilakukan untuk pengembangan kakao tersebut pihaknya mendapat piagam penghargaan Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia (APPI) dari Kementerian Pertanian RI 10 Desember lalu di Tangerang (Banten).
Selain itu, beberapa sampel biji kakao juga telah diuji laboratorium Prancis dan mendapatkan hasil terbaik dengan kualitas dan rasa yang khas sehingga ke depannya diharapkan bisa menembus pasar Eropa.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Kasumeeto Muh.Taris mengatakan kegitan penanaman bitit kakao secara simbolis tersebut dalam rangka mendukung revitalisasi kakao berkelanjutan di wilayahnya dengan harapan untuk memberikan ruang kepada petani memilih dan mengelola komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi tersebut.
“Berdasarkan data luasan perkebunan di desa kami kurang lebih sekitar 150 hektare namun program revitalisasi tersebut benih bibit kakao yang masuk baru sekitar 60 hektare dua tahun terakhir, dan dengan adanya kegiatan hari ini bertambah 6,5 hektare lagi,” tandasnya. (C)