ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia tak ubahnya menjadi momok menakutkan bagi Manggala Agni (MA) Daerah Operasional (Daops) Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Satuan tugas yang berada di bawah Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) itu malah memanfaatkan kondisi pandemi Covid-19 lebih memperkuat sosialisasi door to door dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Manggala Agni Daops Sultra Yanuar Panca Kesuma mengatakan, pandemi Covid-19 seperti memberikan kesempatan pihaknya untuk memaksimal sosialisasi secara persuasif. Bahwa mereka turun langsung ke desa-desa yang diangggap rawan terjadi kebakaran. Ada empat kabupaten menjadi sasaran Konawe Selatan (Konsel), Konawe, Kolaka Timur (Koltim) dan Bombana.
Banyak warga yang didatangi mengungkapkan mereka tidak punya cara lain yang cepat membuka lahan untuk berkebun selain dengan membakar. Olehnya, sosialisasi secara langsung bertatap muka dengan tetap menjalan protokol kesehatan Covid-19 dinilai bisa lebih maksimal. Karena selain memberikan pemahaman bahaya dan dampak karhutla, ada solusi yang diberikan untuk membuka lahan dengan cara membakar.
“Kami berdiskusi tentunya bukan sekedar melarang tapi disini poinnya adalah mereka mendapatkan edukasi dari kita. Misal buka lahan 1 hektar cara membakarnya harus ada sekat, sekali bakar 10×10 meter saja tidak lebih dan itu tidak masalah,” ungkap Yanuar saat ditemui di kantornya, Rabu (16/12/2020).
Membuka lahan dengan cara membakar hutan merupakan hal yang secara tegas dilarang dalam undang-undang yakni diatur dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h UU Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup (PPLH). Bahwa setiap orang dilarang melakukan perbuatan melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.
Namun, ketentuan pembukaan lahan dengan cara membakar memperhatikan kearifan lokal di daerah masing-masing. Kearifan lokal yang dimaksud adalah melakukan pembakaran lahan dengan luas lahan maksimal 2 hektare per kepala keluarga untuk ditanami tanaman jenis varietas lokal dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegah menjalarnya api ke wilayah sekelilingnya.
Hal lain dalam meningkatkan upaya pencegahan karhutla memasuki musim kemarau, MA Daops Sultra terus berkonsolidasi dengan meningkatkan komunikasi dan koordinasi bersama pemerintah daerah, TNI/Polri dan stakeholder terkait melalui apel siaga karhutla 2020 di Lapangan Kantor Bupati Konsel.
Apel siaga itu, untuk membangun kesiapsiagaan akan kejadian karhutla pada wilayah kerja Manggala Agni Daops Sulawesi III. Penanganan kebakaran hutan dan lahan sejatinya memerlukan respon cepat agar api dapat segera mungkin dikendalikan dan luas kebakaran dapat ditekan.
Sekali berlayar dua pulau terlampaui, Manggala Agni Daops Sultra tidak hanya melakukan sosialisasi hingga apel siaga pencegahan karhutla tetapi juga menjalankan misi mengedukasi masyarakat tentang wabah covid-19 dan bagaimana mencegah penyebaran virus tersebut.
Maret 2020 saat covid-19 ditetapkan sebagai status darurat nasional, Manggala Agni Daops Sultra mulai melakukan aksi kampanye pencegahan karhutla dan covid-19. Dimulai sejak 17 Maret 2020 sedikitnya ada 14 desa yang tersebar di 4 kabupaten menjadi sasaran MA Daops Sultra dalam aksi tersebut.
Di antaranya, Kabupaten Bombana meliputi Desa Wumbu Bangka, Kecamatan Ratowatu, Desa Langkowala, Kecamatan Lantari Jaya. Kabupaten Konsel Desa Lalonggasu, Desa Matandahi, Kecamatan Tinanggea, Desa Ambepua Kecamatan Ranomeeto, Desa Lalowiu Kecamatan Konda. Kabupaten Konawe Desa Amesiu Kecamatan Pondidaha.
Desa Napoosi Kecamatan Onembute, Desa Unggulino, Desa Sonai, Kecamatan Puriala, Desa Meraka, Kecamatan Lambuya di Kabupaten Konawe.
“Ikut serta dalam edukasi pencegahan Covid-19 menjadi tambahan tugas buat kami. Meski pada prinsipnya bahwa Manggala Agni juga bertugas sebagai tim rescue dalam status darurat nasional,” ujarnya.
Selain itu upaya kampanye pelaksanaan protokol kesehatan covid-19 dilaksanakan Manggala Agni dengan patroli mandiri terpadu. Anak-anak yang ditemui sedang bermain di sekitaran kantor di Kecamatan Andoolo, Konsel diberikan pengetahuan tentang pentingnya menggunakan masker saat berada di luar rumah, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Edukasi terhadap anak-anak merupakan duplikasi kampanye yang dilakukan MA Daops Sultra untuk pencegahan karhutla di Kecamatan Tinanggea, Konsel. Menurut mantan penyidik KLHK itu, dalam melakukan pencegahan baiknya dimulai dari anak.
Artinya, seorang anak akan menjadi penegur terbaik bagi orang dewasa (orang tua) apabila melanggar sebuah aturan, misalnya tidak menggunakan masker. Tak hanya sekedar edukasi pencegahan, MA Daops Sultra membagikan masker, hand sinitizer dan melakukan penyemprotan cairan disinfektan di sejumlah fasilitas umum.
Perlindungan Tim Manggala Agni Daops Sultra
Menjaga kesehatan tim di tengah pandemi covid-19 dilakukan dengan rutin berolahraga. Sehingga sampai saat ini satuan tim MA Daops Sultra tidak ada yang mengalami gejala covid-19.
Kemudian hal itu diperkuat dengan menjalankan protokol kesehatan covid-19 dengan baik.
“Alhamdulillah semua tim selalu dalam keadaan sehat dan semoga sampai pandemi berkahir kita tidak ada yang terjangkit virus tersebut,” tukasnya.
Salah satu tim Mangga Agni Daops Sultra Ni Luh menjelaskan, kegiatan di tengah pandemi covid-19 kurang menantang ke timbang tahun 2019. Tahun lalu, mereka lebih banyak berada di lokasi kebakaran untuk memadamkan api. Misalnya, saat kebakaran lahan gambut di Koltim.
Akan tetapi satu hal yang disyukuri bahwa adanya pandemi covid-19, mereka dapat melakukan sosialisasi pencegahan karhutla lebih gencar secara persuasif serta menambah wawasan mereka mengenai pentingnya menjaga kesehatan.
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Luas kebakaran hutan dan lahan sepanjang tahun 2020 tidak sebanyak yang terjadi 2019 lalu. Tercatat berdasarkan data dari SiPongi Kemen LHK 2019 total luas karhutla di Sultra mencapai 16.929 hektar sedangkan 2020 hanya seluas 2.959 hektar.
Terkait hal tersebut kata Panca tak terlepas dari kesadaran masyarakat dan berbagai pihak yang tidak lagi melakukan pembakaran hutan dan lahan secara masif. Namun, tidak pula bisa dipungkiri bahwa faktor cuaca juga mempengaruhi hal tersebut. Sebab, sepanjang tahun 2020 di Sultra untuk musim kemarau lebih pendek dibanding tahun sebelumnya.
“Kalau mau dibilang berhasil menurunkan luas karhutla tidak juga. Tapi tahun ini memang kondisi cuaca kita di Sultra mengalami anomali, sehingga lebih banyak musim hujannya,” pungkasnya.
Prestasi di Tengah Pandemi Covid-19
Mangga Agni Daops Sultra berhasil meraih penghargaan dalam lomba pengarusutamaan gender KLHK tahun 2020. Bahwa peran wanita dalam lingkup MA Daops Sultra sudah berjalan dengan baik.
Penghargaan tersebut juga merupakan bagian dari prestasi yang dicapai atas kerja keras semua tim MA Daops Sultra. Dalam kegiatan tersebut MA Daops Sultra menjadi perwakilan dari 34 Manggala Agni dibawah Dirjen PPI.
“Kami juga tidak menyangka bisa jadi pemenang dalam ajang ini. Ini semua dirjen di Kemen LHK ikut kami keluar sebagai salah satu pemenang,” tukasnya.
Tantangan 2021
Manggala Agni Daops Sultra menilai tantangan 2021 akan menjadi lebih berat lagi apabila pandemi Covid-19 belum berakhir dan musim kemarau lebih panjang dari tahun 2020.
Sehingga, Yanuar berharap bahwa kesadaran penuh pemerintah daerah untuk tetap menilai karhutla sebagai salah satu ancaman serius bagi masyarakat baik dari segi perekonomian, kesehatan dan sosial. Kemudian, dirinya juga meminta peran aktif akademisi perguruan tinggu di Sultra yang memiliki keilmuan lingkungan dan kehutanan dapat menerapkan ilmunya dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi dampak karhutla.
“Pemerintah dan akademisi lingkungan dan kehutanan punya peran penting. Dan kita harus pahami jika karhutla ini adalah masalah kita bersama,” imbuhnya.
Editor: Ilham Surahmin