ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI-Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Haliana mengukuhkan pengurus Komunitas Obrol Pemuda Kreatif dan Inovatif (Kaopi) periode 2021-2024, di aula Hotel Wisata, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Sabtu (24/7/2021). Pengukuhan itu berdasarkan surat keputusan nomor 01/KAOPI/VII/2021.
Ketua Umum Kaopi Ihkwan mengatakan, Kaopi memiliki visi mewujudkan pemuda berkembang, kompetitif dan tangguh (bangkit) dalam bingkai Wakatobi sentosa. Juga dengan misi mewujudkan pemuda Wakatobi yang berkarakter religius, berkarakter humanis, serta berkarakter interpreneurship.
Dari visi dan misi ini, kata dia, kemudian diharapkan terwujudnya lima pilar pemuda bangkit yaitu pemuda cerdas, pemuda sehat, pemuda produktif, pemuda berbudaya dan pemuda peduli masalah-masalah sosial.
Ikhwan mengatakan, Kaopi terbentuk berangkat dari diskusi kecil yang mencoba membedah tipologi Bupati Wakatobi, Haliana.
Baca Juga :
Bupati Wakatobi Launching Bantuan Beras PPKM
Kaopi resmi dideklarasikan pada 28 Juni 2021, bertepatan dengan hari pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi.
Sementara Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, ia yakin dan percaya jika Kaopi yang telah dikukuhkan itu dapat bertugas dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Serta dapat mengambil peran dalam rangka mendukung percepatan realisasi program-program pemerintah di berbagai aspek, salah satunya One Island One School.
“Mudah-mudahan di Wakatobi ada Kampung Inggris. Sejak beberapa tahun lalu sudah saya niatkan. Rencananya akan dilakukan di lingkungan Oinan Tooge,” ujar Haliana.
“Di sana bakal ada aktivitas mengaji, dan kursus bahasa Inggris. Pilot projectnya ada di SD 2 Mandati 1 (SD Pada Kuru) sekolah masa kecil saya dulu, mengingatkan saya ketika sekolah dulu tidak bersepatu karena tidak punya. Saya berharap, anak-anak di kelas 3 SD sudah bisa mengerti bahasa Inggris, kelas 5 sudah harus bisa conversation (percakapan). Sehingga anak-anak kita itu memiliki nilai sekaligus merangsang minat masyarakat lainnya untuk melakukan hal yang sama,” tuturnya.
Dirinya menunjuk tempat itu karena soal ketersediaan tenaga dan instrukturnya yang sudah siap. Bukan untuk mengembangkan kampung sendiri. Sebab menurutnya, di lingkungan tersebut banyak guide (pemandu) yang dapat diberdayakan. Sehingga ia mendorong dengan memberikan wadah yang bermanfaat untuk pendidikan anak-anak di sana.
“Saya yakin itu akan berhasil, supaya kemudian menjadi percontohan. Kita harus lakukan, karena ini seiring dengan visi misi one island one school, di dalamnya juga ada one district one strategy. Tujuannya sama one island one school pengembangan ketenagakerjaan, sementara one district one strategy secara umum memetakan potensi wilayah untuk didorong menunjang program lainnya,” paparnya. (b)
Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati