Mengenal Atlet Asal Kolaka, Sang Juara Asia yang Akan Berjuang di Paralimpiade Tokyo

Mengenal Atlet Asal Kolaka, Sang Juara Asia yang Akan Berjuang di Paralimpiade Tokyo
Komet Akbar

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Setelah Olimpiade Tokyo 2020 berakhir pada 8 Agustus 2021 lalu, negara-negara di dunia akan kembali bersaing pada Paralimpiade Tokyo 2020. Pesta olahraga untuk atlet disabilitas ini akan digelar pada 24 Agustus hingga 5 September 2021.

Tongkat estafet perjuangan atlet-atlet Indonesia akan berlanjut dalam setiap cabang olahraga bertaraf internasional itu. Dari 23 atlet Disabilitas yang akan berangkat ke Paralimpiade Tokyo, terselip satu putra daerah Sulawesi Tenggara (Sultra). Ialah Komet Akbar, atlet tenis meja kelahiran Pomalaa, Kolaka, 10 Januari 1986.

Akbar bersama atlet disabilitas lainnya akan berangkat pada 16 Agustus, lalu menjalani karantina 3 hari di Jepang sesuai protokol kesehatan Covid-19 di sana. Setelah pembukaan Paralimpiade 24 Agustus, dia akan mulai bertanding pada 25 Agustus di kategori perorangan, lalu istirahat sehari. Setelah itu Akbar juga akan mengikuti permainan beregu.

Di paralimpiade kali ini, Akbar merupakan salah satu atlet andalan bila melihat prestasinya sebelumnya yang mampu meraih emas pada Asian Para Games 2018. Ketika itu Komet Akbar berpasangan dengan David Jacobs mengalahkan wakil Korea Selatan pada nomor ganda putra.

Akbar optimis dapat mengikuti jejak Apriani Rahayu, pemain bulu tangkis asal Konawe yang berhasil menyumbangkan emas untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo. Akbar sangat ingin mengharumkan nama Indonesia dan bisa membanggakan, khususnya bagi daerah asalnya, Sulawesi Tenggara.

*Awal Mengenal Tenis Meja

Ia lahir dengan tangan kanan berukuran lebih kecil dibanding tangan kirinya. Namun kondisi tubuh yang berbeda itu tak lantas membuatnya patah arang. Masih ada tangan kirinya yang selalu bisa diandalkannya hingga bisa meraih sejumlah medali dalam permainan tenis meja (para table tennis).

Dahulu, saat masih SD di Pomalaa, Akbar suka mengikuti kakaknya yang menekuni tenis meja. Saat itu Akbar hanya sekadar ikut-ikutan. Sebagai junior asal bisa bermain apa yang disuruhkan dengan patuh ia lakukan mulai dari pasang meja hingga menyetel net.

Lama-kelamaan Akbar mulai mahir dan terus menekuni olahraga yang sudah menjadi hobinya itu. Hingga SMA di Pomalaa, berbagai turnamen lokal pernah dijuarainya. Setamat SMA, Akbar merantau ke Jakarta. Di daerah ibu kota inilah Akbar mendapat lawan tanding yang hebat-hebat, hingga akhirnya ia bergabung dengan National Paralympic Commitee (NPC) Indonesia, sebuah organisasi pembina atlet penyandang disabilitas. Di sinilah, Akbar memfokuskan diri sebagai atlet disabilitas, berbeda dengan yang sebelumnya bermain umum dengan non-disabilitas.

Sejak saat itu Akbar banyak menjuarai kejuaraan nasional (kejurnas) NPC dengan mendapat medali perunggu, perak, hingga emas. Bahkan ia beberapa kali menjuarai turnamen tingkat internasional seperti medali emas ganda putra Lignano Open 2012 di Italia, dua medali perunggu (kategori singgel dan tim) Korea Veterans PTT Tournament 2012, medali perunggu kategori ganda pria pada Slovakia Open 2012, dan masih banyak lagi.

Salah satu yang bergengsi saat Asian Para Games 2018 di Jakarta, Komet Akbar berhasil meraih medali emas kategori ganda putra kelas TT10 dan perunggu kategori ganda campuran kelas 10. Sebagai apresiasi atas raihan emas di turnamen ini, Akbar mendapat bonus satu unit rumah, uang tunai Rp1,5 miliar, dan diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) Kemenpora. Apa yang didapatnya itu sama dengan atlet nondisabilitas yang meraih medali di Asian Games 2018.

Lulusan Jurusan Sistem Informatika Universitas Budi Luhur ini berharap akan muncul “Komet Akbar” lainnya dari Sultra, tentu dengan semangat latihan, tidak rendah diri, dan harus selalu semangat mengikuti kejuaraan. Apalagi dari segi apresiasi pemerintah tidak membeda-bedakan bonus atlet disabilitas dan nondisabilitas. Contohnya saat Para Games dan Asian Games, atlet-atlet yang meraih medali mendapat bonus yang sama sesuai medali dan cabang olahraga yang diikuti.

Akbar melihat kendala yang ada saat ini adalah atlet-atlet disabilitas lokal termasuk di Sultra belum mendapat dukungan yang maksimal dari pemerintah daerah. Padahal, pemerintah tidak boleh membeda-bedakan dukungan baik disabilitas maupun nondisabilitas atau umum. Terdapat banyak kejuaraan yang dapat diikuti dari tingkat nasional seperti Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas), Asian Para Games, hingga Paralimpiade.

“Kalau saya pribadi melihat difabel ini peluangnya besar. Apalagi kalau kita orang Sulawesi inikan ciri khasnya semangat, kaya kita lihat kemarin Apriani. Saya bisa sampai keliling injak Argentina, Amerika, China, nggak nyangka tapi gara-gara karena kita semangat, berdoa, pengen membanggakan keluarga, yah apapun bisa kita capai,” ujar Akbar melalui telepon, Jumat (13/8/2021).

*Atlet Disabilitas di Sultra

Ketua National Paralympic Commitee (NPC) Sultra Kafarudin mengaku bangga ada putra terbaik Sultra seperti Komet Akbar yang mendapat kesempatan untuk tampil di ajang internasional. Hal itu akan menjadi teladan bagi atlet-atlet lokal di Sultra untuk turut beprestasi dalam kejuaraan.

Ketua National Paralympic Commitee (NPC) Sultra Kafarudin
Kafarudin

Kafarudin berharap prestasi yang telah diraih Komet Akbar dapat menginspirasi atlet-atlet lain yang saat ini tergabung dalam pembinaan NPC Sultra. Ajang ke depan yang akan diikuti oleh NPC Sultra adalah Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Papua XVI dari 2 hingga 15 November 2021.

Namun ajang nasional itu terancam tidak dapat diikuti karena dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Sultra belum jelas. Saat ini NPC di Sultra bersama 15 provinsi lainnya belum mendapat anggaran untuk persiapan maupun keberangkatan Peparnas.

Kafarudin mengungkap akibat kekurangan dana sehingga banyak atlet disabilitas asal Sultra yang justru berkembang di daerah lain. Misalnya atlet asal Sultra ada yang pergi ke Nusa Tenggara Timur karena mendapatkan dukungan dari pemerintah di sana.

NPC Sultra saat ini sedang membangun komunikasi dengan pihak Pemerintah Provinsi Sultra dan DPRD Sultra agar mendapatkan alokasi anggaran untuk Peparnas Papua 2021. Kafarudin sangat berharap atlet-atlet asal Sultra bisa unjuk gigi di ajang tersebut.

“Kita baru saja selesai diinventarisir oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga termasuk staf kepresidenan supaya bisa tampil di Peparnas Papua. Informasinya mereka juga akan turut berurusan dengan pemerintah daerah karena presiden sangat berharap bahwa semua provinsi dapat hadir di Papua,” ucap Kafarudin di Kendari, Jumat (13/8/2021).

Meski belum ada kepastian anggaran, Kafarudin tetap meminta para atlet untuk melakukan latihan secara mandiri dan melakukan registrasi di NPCI pusat sambil menunggu kepastian anggaran dari Pemerintah Provinsi Sultra untuk melakukan seleksi dan pemusatan latihan.

“Saya tetap berpesan kepada mereka, jangan berputus asa dan tetap mempersiapkan diri termasuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 karena di Papua sangat mengharapkan atlet dan seluruh rombongan Peparnas telah mengikuti vaksinasi Covid-19,” ujar Kafarudin. (*)

 


Reporter: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini