ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI-Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) disepakati dan ditetapkan sebagai kabupaten kreatif bidang film, animasi, dan video.
Hal itu dikatakan Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Hariyanto, usai penandatanganan berita acara, hasil uji petik penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif Indonesia di lantai 2 kantor Bupati Wakatobi, Senin (20/9/2021).
“Nah, di situ kita sepakat semua, pemda (pemerintah daerah) bersama seluruh stakeholder dan pemerintah pusat melalui Kemenparekraf, Badan Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Baparekraf) RI bahwa Wakatobi sebagai kabupaten kreatif bidang film, animasi dan video,” katanya.
Dijelaskannya, sub sektor itu bukan berarti satu-satunya yang ada di Wakatobi, tetapi mewakili seluruh potensi 17 sub sektor ekonomi kreatif di Wakatobi. Khususnya lima sub sektor terbesar selain film, animasi dan video, ada kuliner, kriya, seni pertunjukan, dan musik.
Penetapan film animasi dan video, berdasarkan banyak pertimbangan yang terakumulasi di dalamnya. Bukan semata-mata jumlah kuantitas. Intinya itu adalah bagian dari strategi. Karena potensi yang dimiliki Wakatobi, khususnya film, animasi dan video merupakan leading sektor yang akan mendorong sub sektor yang lainnya.
“Dan semoga Wakatobi menjadi ikon di wilayah Indonesia Timur, karena dari 10 kabupaten/kota kreatif yang sudah ditetapkan kebetulan belum ada yang mewakili dari wilayah Indonesia timur,” ungkapnya.
Sementara Bupati Wakatobi Haliana mengatakan atas nama pemda dan masyarakat Wakatobi menyampaikan terima kasih atas semua predikat yang telah disematkan kepada Kabupaten Wakatobi.
Diharapkan ini bukan sekadar predikat saja, tetapi akan menjadi momentum kebangkitan pelaku-pelaku usaha dan ekonomi kreatif serta pelaku ekonomi yang lain.
Ada sebanyak 166 pelaku usaha yang mengisi borang, menurutnya itu sebagai bukti bagaimana pemda dan masyarakat dari hari ke hari berjuang sekeras mungkin, untuk membuktikan kesiapan menyongsong predikat Wakatobi sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN). Bahwa di Wakatobi bukan hanya persoalan keindahan alam, tapi sumber daya manusia masyarakat Wakatobi dan pemda telah siap untuk menyongsong predikat itu dari segala aspek.
“Dari lima subsektor ada satu yang ditetapkan sebagai subsektor unggulan kita, yaitu perfilman. Kalau kita melihat peran perfilman jika dikaitkan dengan sub sektor yang lain lebih pada aspek pemasarannya. Karena kita menganggap sebagai lokomotif tentu lokomotif berada di depan. Sehingga kami yakin, dengan lokomotif itu pasti dapat mendukung potensi, serta mampu mengkonsolidasi sektor-sektor lain yang dimiliki Wakatobi untuk dikembangkan,” tandasnya.
Menurutnya, sebagian para pelaku itu masih bergerak sendiri-sendiri atau secara parsial. Ia berharap, pasca uji petik ini para pelaku ekonomi kreatif itu bisa saling berkolaborasi dalam satu wadah besar ekonomi kreatif di Wakatobi.
“Sehingga bisa lebih saling memberikan manfaat dan mengeluarkan potensi untuk dikembangkan. Untuk mendorong percepatan akselerasi ekonomi kreatif tentunya disinkronkan dengan potensi pariwisata kita. Nanti akan dipayungi oleh sub sektor film, animasi dan video,” pungkasnya. (b)
Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati