ZONASULTRA.COM,KENDARI– Memaknai hari pahlawan, Wanita asal Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Christiana Kayat membagikan keahlian menjahitnya kepada warga sekitar.
Ia mampu mendirikan dan memiliki Lembaga Pelatihan Kursus (LPK) jahit dengan nama LPK Christin Mekeng. Wanita berusia 43 tahun ini menebarkan jiwa kewirausahaan, menciptakan lapangan kerja sehingga membantu masyarakat meningkatkan taraf kesejahteraan, merdeka dari kemiskinan.
Christiana yang mengaku berasal dari keluarga tidak mampu ini merintis usahanya dari nol. Dengan segala keterbatasan, usai lulus Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK) jurusan tata busana di Jawa Tengah, Christiana memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Maumere.
Tahun 1998, Christiana memberanikan diri bekerja sambilan menerima pesanan jahitan pribadi, kendati ia sebenarnya masih bekerja di salah satu butik. Melihat potensi yang ada, tahun 2000 dia memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja, mulai benar-benar berjuang sendiri membangun usaha.Tak diduga, pelanggan pertama jasa jahitnya berasal dari karyawan BRI. Bermodalkan satu mesin jahit tua milik sang mertua, dengan tekun dia memenuhi pesanan tersebut.
” Tahun 2001 saya mencari tenaga kerja tambahan, tetapi cari tenaga kerja susah, apalagi mindset generasi muda Flores kebanyakan itu selesai kuliah harus PNS, jiwa wirausaha sangat kurang,” ujarnya dalam rilis pers BRI pada Rabu (10/11/2021).
Sulitnya menjaring tenaga kerja membuat Christiana berpikir untuk mulai mengajar, berbekal kemampuan dan ilmu yang dimilikinya. Baru pada 2015, dia memutuskan untuk membuka LPK jahit. Awalnya dari 10 orang yang mendaftar kursus, kemudian bertambah hingga kini menjadi 25 orang. Dia pun dibantu 1 orang asisten dalam memberikan pelatihan.
Bicara biaya kursus di LKP menjahitnya, Christiana mengenakan biaya pelatihan Rp3,5 juta untuk 100 kali pertemuan dengan 7 kompetensi yang diajarkan. Kompetensi yang diajarkan dipastikan sudah pada level yang cukup tinggi. Semenjak membuka lembaga pelatihan, Christiana sudah tidak menerima jasa menjahit.
Ia mengaku mendapatkan bantuan berupa 16 unit mesin jahit industri senilai Rp 104 juta dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Cabang Maumere. Ia sempat menolak tawaran bantuan tersebut, namun dua minggu setelahnya, tepatnya Agustus 2021, BRI menyalurkan CSR bantuan untuk membeli 16 unit mesin jahit, termasuk mesin bordir komputer.
Ke depan, Christiana berharap BRI bisa memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan dan menyalurkan bantuan berupa mesin untuk pembuatan sandal dan tas kulit. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas pelatihan di LPK miliknya.
Terpisah, Pimpinan Cabang BRI Maumere, Nurdin mengungkapkan bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian dan perhatian terhadap UMKM khusus kepada pengusaha wanita. Kata dia, BRI mempunyai program khusus yang didedikasikan untuk para wanita bisnis yang berdampak pada masyarakat luas.
” Kami berharap adanya peralatan ini lebih meningkatkan keterampilan dan kelancaran memproduksi berbagai produk yang nantinya bisa mempunyai nilai jual yang lebih,” tukasnya. (*)