Jawab Tantangan Transformasi, BRI Implementasikan Hybrid Bank

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Indra Utoyo
Indra Utoyo

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam rangka menjawab tantangan transformasi, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengimplementasikan hybrid bank.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Indra Utoyo mengatakan bahwa transformasi digital menjadi sebuah keharusan dan bukan lagi pilihan. Kata dia, digitalisasi diakselerasi oleh pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak interaksi secara langsung.

” Digitalisasi perbankan saat ini menjadi keniscayaan yang mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat,” ucapnya dalam rilis pers BRI pada Sabtu (20/11/2021).

Lanjutnya, Adopsi teknologi digital semakin masif di berbagai lini aktivitas keuangan masyarakat saat ini, terlebih di tengah pandemi. Model bisnis mayoritas dunia usaha sudah bergeser ke arah platform digital agar mampu bertahan dan terus tumbuh. Masyarakat pun kian terdigitalisasi, seiring semakin besarnya populasi yang telah memiliki perangkat mobile.

BACA JUGA :  Cetak Laba Rp15,56 Triliun dalam 3 Bulan, Saham BBRI Langsung Terbang

Kendati demikian menurut Indra, masih ada jurang pemisah yang lebar dalam literasi keuangan digital. Karena tidak semua orang nyaman melakukan transaksi keuangan secara digital.

Untuk meningkatkan edukasi secara digital, menurut Indra, masyarakat perlu dibiasakan dengan layanan keuangan yang terdigitalisasi seperti Agen BRILink. Kemudian menghadirkan layanan transaksi digital seperti dengan QR payment, digital payment parking, hingga transaksi di jalan tol yang sudah didorong untuk cashless atau wajib digital.

Hal ini tentunya akan membangun paradigma baru di masyarakat, bahwa digitalisasi memang sangat dibutuhkan dan memudahkan. Sementara dalam layanan perbankan, bagaimana masyarakat dimudahkan untuk bisa memperoleh layanan keuangan.

BACA JUGA :  Muncul di Metaverse, BRI Berikan Layanan Perbankan yang Unik

Kolaborasi sejumlah lembaga juga sangat diperlukan dalam meningkatkan literasi keuangan digital, sehingga tercipta pertumbuhan transaksi digital yang lebih efektif, efisien dan aman. Dengan kolaborasi, proses creating value bagi customer di era digital pun bisa lebih optimal dan mendorong layanan jasa keuangan lebih bermanfaat lebih besar.

Indra melihat kecenderungan bank dengan fintech lebih banyak kolaborasi dibandingkan kompetisi. Fintech cenderung menjadi spesialis dalam usaha, seperti bidang industri kreatif, agri dan lainnya, contohnya dalam hal pembiayaan, bank dapat berfungsi sebagai lender yang kemudian fintech nanti yang me-retail-kannya atau menyalurkan menjadi kredit yang lebih kecil. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini