Kunjungan Sandiaga Uno ke Wakatobi Dinilai Berdampak Positif

Kunjungan Sandiaga Uno ke Wakatobi Dinilai Berdampak Positif
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berkunjung di Desa Wisata Liya Togo,Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Minggu, (28/11/2021) (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno di Desa Wisata Liya Togo,Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis (25/11/2021) kemarin dinilai berdampak positif.

Kedatangan Sandi yang dijadwalkan untuk mengunjungi desa wisata terpaksa hanya sebentar karena dia harus melakukan rapat di Istana Negara, namun walaupun hanya 30 menit masyarakat yang datang cukup ramai. Masyarakat juga cukup puas dan bangga karena desanya sudah didatangi, karena sangat jarang desa mereka dikunjungi oleh pejabat negara.

Selain itu, saat kunjungannya ada pergerakan ekonomi yang cukup ada peningkatan. Pasalnya para pedagang kaki lima baik itu makanan kecil dan lainnya omsetnya naik. Sandiaga Uno mengatakan salah satu produk wisata bukan lokasi melainkan juga souvenir yang menjadikan ciri khas suatu daerah wisata.

BACA JUGA :  Dinkes Wakatobi Buka Pelayanan Vaksin dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Kata dia, produk-produk tersebut harus memiliki ciri khas daerah asalnya, sehingga tidak hanya memiliki nilai ekonomis melainkan juga nilai sentimental yang bisa menjadi suatu kenangan terhadap lokasi tersebut. Hal itu pun dapat dilihat di Desa Wisata Liya Togo. Ke depan akan banyak wisatawan yang mencari souvenir seperti kaos bertuliskan atau gambar lokasi tersebut.

“Apalagi kita tahu kalau Souvenir juga masuk dalam ekonomi kreatif,” kata Sandi melalui siaran persnya.

Selain itu, Sandiaga juga mendapatkan informasi jika masyarakat desa Wisata Liya Togo mengalami kendala bila ingin membuat souvenir hal itu disampaikan pengelola desa kepadanya, bahwa mereka belum memiliki mesin jahit dan mesin bordir demi keperluan souvenir itu.

Padahal mereka sendiri yang mendesain tapi karena tidak ada mesinnya maka mereka bawa ke lokasi lain sehingga keuntungannya sangat sedikit dan juga proses pembuatannya menjadi memakan waktu lebih lama.

Untuk itu, Kemenparekraf memberikan dua mesin jahit dan dua unit mesin bordir yang telah dipesan dari Kendari. Dia berharap bantuan ini bisa membuat pendapatan para pembuat souvenir ini naik pendapatannya sehingga meningkatkan ekonomi penduduk desa. (c)


Penulis: M14
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini