Sri Lestari Sulkarnain Sambangi Empat Anak Bersaudara yang Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Sri Lestari Sulkarnain, Sambagi Empat Orang Anak Yang Tinggal di Rumah Tak Layak Huni
Sri Lestari saat memberikan bingkisan berupa uang dan bahan pangan kepada anak yang tinggal di rumah tersebut. (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sri Lestari Sulkarnain menyambangi rumah tidak layak huni (rutilahu) yang didiami oleh empat orang bersaudara. Keempat anak tersebut tinggal sendiri tanpa orang tua mereka.

Berdasarkan informasi yang dihimpun zonasultra, keempat anak tersebut berasal dari Moramo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan sudah tinggal di Kota Kendari kurang lebih 30 tahun.

Awalnya, mereka tinggal bersama kedua orang tuanya di Kota Kendari. Setelah ayah mereka meninggal, sang ibu kembali ke Moramo karena mengidap tumor.

Sri Lestari mengatakan, sebagai wujud kemanusiaan untuk saling tolong menolong, ia dan rombongan langsung melihat salah satu warga Kota Kendari yang tinggal di rutilahu.

Kata Sri, walaupun mereka aslinya berasal dari Konsel, namun mereka berada di Kota Kendari sehingga harus diperhatikan sebagai sesama manusia.

“Saya harap seluruh masyarakat Kota Kendari agar meningkatkan empatinya terhadap masyarakat kurang mampu yang berada di sekitarnya,” kata Sri Lestari saat ditemui di lokasi rumah empat orang anak tersebut, Rabu (12/1/2022).

Sri Lestari Sulkarnain, Sambagi Empat Orang Anak Yang Tinggal di Rumah Tak Layak Huni
Kondisi rumah yang ditinggali empat orang anak tersebut.

“Alhamdulillah kami memberikan sedikit rezeki untuk membantu perbaikan rumahnya agar layak dan juga bisa terlihat sehat. Kami juga memberikan bahan pangan agar anak-anak ini dapat terpenuhi kebutuhan pangan sehatnya,” tambah Sri.

Ia berharap, rumah sehat empat orang anak ini segera dibuatkan dan bisa secepatnya dihuni.

Lurah Bende Hasman Dani menjelaskan, untuk bantuan dari kelurahan, empat bersaudara ini merupakan penerima bantuan prioritas. Mereka sudah dapat bantuan dari pemerintah, baik itu PKH, BPMT, maupun bedah rumah. Namun yang menjadi kendala yakni lokasi tanah mereka.

“Sebenarnya, ini tanah masyarakat yang mereka pinjam, jadi sudah berapa kali diusulkan untuk rehab rumah, tapi terkendala terkait dengan legalitas tanah,” terang Hasman.

“Kemarin itu sebenarnya ada beberapa bantuan yang sempat mereka tolak, pemilik tanah sudah bertanda tangan agar mereka dibangunkan rumah yang lebih layak, tetapi mereka sendiri yang menolak,” tambahnya.

Hasman melanjutkan, pihaknya lantas menghadirkan pemilik tanah, dan pemilik tanah tersebut memberitahukan jika mereka tidak mau menerima bantuan dari pemerintah untuk rumah yang lebih layak, mereka diminta meninggalkan lokasi tersebut. Dan akhirnya mereka bersedia dibangunkan rumah.

“Kami mengambil langkah cepat untuk swadaya membangunkan rumah yang layak untuk mereka tinggali,” tutupnya. (b)

Kontributor: Bima Lotunani
Editor: Jumriati