ZONASULTRA.COM,KENDARI– Dalam rangka mendukung ekosistem kendaraan listrik, Pembangkit Listrik Negara (PLN) akan menambah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia khususnya wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar).
General Manager PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid mengatakan, bahwa hal tersebut untuk memperluas jangkauan fasilitas pengisian energi kendaraan listrik yang pada tahun ini, perseroan akan menambah 40 unit SPKLU di sejumlah kota di Indonesia.
“Kami meyakini keberadaan listrik bukan hanya sekedar penerang, tetapi juga akan menggerakkan kegiatan usaha yang menciptakan beragam cerita sukses dalam setiap kehidupan,” kata Awaluddin dalam rilis pers pada Kamis (24/2/2022).
PLN UIW Sulselrabar telah membangun 3 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) fast charging. Di Sulsel terdapat 2 SPKLU yakni PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Mattoanging (25kW) dan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Makassar Selatan (50kW) serta 1 SPKLU di Sultra yakni PLN ULP WuaWua (2×25 kW).
Ia berharap kehadiran SPKLU ini akan menjadi mata rantai ekosistem energi terbarukan yang tengah dikembangkan di tanah air. Ekosistem yang telah siap dan kondusif merupakan prasyarat utama keberhasilan gerakan bersama untuk mendorong masyarakat bergeser ke energi terbarukan yang zero emision.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi mengatakan, hingga 23 Februari 2022, sebanyak 104 unit SPKLU telah beroperasi dan siap melayani para pengguna kendaraan listrik di 38 kota di Indonesia. Selain menambah 40 SPKLU tahun ini, PLN juga bakal menyediakan fasilitas SPKLU Ultrafast EV Charger sebanyak 44 unit dan 100 unit home charging untuk mendukung pelaksanaan KTT G20 di Bali, yang direncanakan mulai beroperasi pada Agustus 2022.
“Pengadaan SPKLU ini juga menjadi ceruk bisnis baru bagi dunia usaha,” ungkapnya.
Peluang bisnis baru tersebut terbukti lewat penjualan mobil listrik, pada 2020 penjualan mobil listrik naik 46 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan mobil konvensional yang justru penjualannya menurun hingga 14 persen.
Berdasarkan roadmap yang disusun Kementerian ESDM, potensi jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik dengan 31.859 unit SPKLU. Jumlah kendaraan listrik ini diharapkan bisa menekan impor BBM sekitar 6 juta kilo liter pada tahun tersebut. (C)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Ilham Surahmin