Jumlah anggaran konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang setiap tahun terus meningkat, kata Saleh merupakan peluang bagi para pengusaha jasa konstruksi di Indonesia, khususn
Jumlah anggaran konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang setiap tahun terus meningkat, kata Saleh merupakan peluang bagi para pengusaha jasa konstruksi di Indonesia, khususnya Sultra untuk berkembang. Namun, hal tersebut tidak akan ada gunanya jika tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik dari segi kelembagaan maupun individu itu sendiri.
“Saya pikir ini adalah sebuah peluang bagi kita, akan tetapi jika kita tidak melakukan persiapan dari sekarang di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih kita hanya akan jadi penonton di daerah kita sendiri,” kata Saleh Lasata saat membuka Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) Badan Pimpinan Daerah (BPD) Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) Sultra di hotel Grand Clarion Kendari, Senin (20/4/2015).
Seperti di Sultra, ungkap Saleh tahun 2015 ini banyak proyek pembangunan yang dibiayai APBN mulai dari jembatan Bahteramas, pelabuhan Pelindo dan sejumlah bandara dengan total anggaran mencapai Rp 700 milyar. Jumlah tersebut barulah di sektor perhubungan, belum lagi di sektor-sektor lainnya.
Namun jumlah tersebut tidak akan memberi manfaat bagi pertumbuhan ekonomi di Sultra jika yang mengerjakan proyek pembagunan tersebut bukanlah dari putra daerah.
“Biar berapa triliun APBN yang masuk ke daerah kita, tapi jika bukan putra daerah yang mengelola proyek tersebut maka tidak ada artinya. Mari kita sambut peluang ini dengan meningkatkan kualitas kita,” ucap Saleh.
Saleh juga menekankan para pengusaha jasa konstruksi di Sultra untuk tidak keseringan menghadap para pejabat di daerah sebab pengusaha model seperti itu adalah pengusaha yang tidak profesional. (Jumriati)