Tumpukan Sampah Hiasi Jalan Depan Kampus UHO Kendari

Tumpukan Sampah Hiasi Jalan Depan Kampus UHO Kendari
Potret tumpukan sampah di pinggir jalan depan kampus baru Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Sabtu (23/4/2022).(Ismu/Zonasultra.com)

ZONASULTRA.COM, KENDARI- Sampah menghiasi sepanjang jalan depan kampus baru Universitas Halu Oleo (UHO), Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hal tersebut dikarenakan tidak adanya bak penampungan sampah yang disediakan untuk membuang sampah yang dihasilkan oleh mahasiswa maupun warga sekitar yang berdomisili di Jalan H.E.A Mokodompit, Kecamatan Kambu, Kelurahan Lalolara tersebut.

Pantauan awak media zonasultra.id pada Sabtu (23/4/2022) sekitar pukul 06.15 WITA, tumpukan sampah berada di beberapa titik di antaranya depan lorong tridarma, depan lorong damai, depan lorong salangga, depan lorong berlian, depan lorong bintang, serta diantara depan lorong pelangi dan Anawai.

Salah seorang pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari Arman mengatakan bahwa pembersihan sampah di depan kampus baru UHO selalu dilakukan dua kali sehari. Namun, ia mengatakan bahwa sampah itu selalu ada tiap harinya.

“Sampah terhambur begini karena kurang kesadaran dari masyarakat. Jadi mudah-mudahan masyarakat bisa sadar diri,” katanya saat ditemui di lokasi pembuangan sampah depan Kampus Baru UHO pada Sabtu (23/4/2022).

Lanjutnya, area pembersihan yang dilakukan terbagi dua, satu truk sampah beroperasi dari simpang 3 kampus hingga gerbang utama kampus dan satu truk lagi beroperasi dari depan gerbang utama ke simpang tiga Kendari permai.

Kata dia, tiap turun sampah selalu memenuhi truk dan dibuang ke tempat pembuangan di daerah Puuwatu.

Hal serupa juga disampaikan oleh salah seorang pemungut barang bekas, Malil. Ia mengatakan bahwa buang sampah di pinggir jalan sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar kampus UHO karena tidak adanya bak tempat pembuangan sampah.

“Tiap hari. Pokoknya siang malam, baru dimuat ada lagi. Karena tidak ada bak sampah,” katanya.

Atas hal tersebut, ia merasa diuntungkan karena profesinya sebagai pemungut barang bekas untuk di timbangnya agar bisa menghasilkan uang memiliki peluang yang lebih besar.

Dari barang bekas yang dikumpulkannya di depan kampus UHO seperti botol bekas, dos bekas, dan jenis sampah lainnya, ia bisa menghasilkan uang hingga Rp800 ribu per minggunya. (B)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Ilham Surahmin