Tarif Jasa Buruh Pelabuhan Bakal Naik Imbas Kenaikan Harga BBM

Tarif Jasa Buruh Pelabuhan Bakal Naik Imbas Kenaikan Harga BBM
Harga jasa para buruh di pelabuhan diwacanakan bakal naik imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan harga tiket kapal.(Ismu/Zonasultra.id)

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Bayaran untuk jasa para buruh di pelabuhan diwacanakan bakal naik imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan harga tiket kapal.

Mandor Kelompok 1 Buruh Pelabuhan, Indor mengatakan bahwa pihaknya pasti akan tetap menaikkan tarif jasa para buruh, tapi saat ini masih menggunakan harga lama menyusul hasil keputusan rapat nanti yang akan digelar oleh mandor per kelompok buruh, pihak kapal serta pengguna jasa buruh yang melakukan pengiriman secara rutin.

“Kita sudah wacanakan untuk rapatkan itu, karena akibat kenaikan BBM ini semua harga barang ikut naik, otomatis kita juga butuh tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ucapnya saat ditemui di pelabuhan kapal malam pada Senin (5/9/2022).

BACA JUGA :  Ini Harga Tiket Kapal Malam Terbaru di Kendari Usai Harga BBM Naik

Perihal kenaikan tarif jasa buruh tersebut, Indor mengatakan bahwa akan diberlakukan bagi semua kalangan yang menggunakan jasa buruh, baik pemilik toko yang biasa mengirim barang maupun mahasiswa atau masyarakat lainnya.

Kata dia, saat ini jasa buruh masih menggunakan tarif lama yang variatif mulai dari Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per karung, Rp4 ribu hingga Rp25 ribu untuk dos sesuai dengan ukuran. Ia memastikan bahwa harga tersebut bakalan naik mengingat saat ini buruh pelabuhan di kapal malam terbagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 30 sampai 35 anggota.

BACA JUGA :  Tarif Bus DAMRI Kendari - Mawasangka Naik, 9 Rute Lain Masih Harga Lama

Dari 4 kelompok buruh tersebut dibagi menjadi 4 shift mulai dari pagi, siang, sore hingga malam, serta di subuh hari saat kapal sandar. Sistem pembagian yang diberikan untuk masing-masing buruh pun akan dibagi rata sesuai dengan jumlah yang dihasilkan per shift.

“Jadi penghasilan kami tidak menentu, kalau ada barang kami bisa dapat uang, kalau barang kurang kami juga dapat sedikit. Kan kasian kalau kita tidak naikkan harga di tengah harga barang semua mulai naik. Bagaimana kita mau penuhi kebutuhan?,” keluhnya. (B)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini