ZONASULTRA.ID, LAWORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna Barat (Mubar), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) akan menerapkan aplikasi absensi online berbasis android yang dilengkapi Global Positioning System (GPS).
Hal itu diungkapkan Pj Bupati Mubar, Bahri saat ditemui di kantornya beberapa hari lalu. Kata dia, penerapan aplikasi absensi berbasis android ini untuk memantau kinerja dan kehadiran ASN, sebab tingkat kedisiplinannya masih sangat rendah.
“Untuk memantau tingkat kehadiran ASN di Mubar, saya akan menerapkan aplikasi absensi berbasis android. Saya juga sudah memerintahkan Bappeda dan Kabag Ortala berangkat ke Bandung untuk mengambil aplikasi yang diterapkan di sana, terutama aplikasi untuk kehadiran ASN ini,” kata Bahri.
Kata Direktur Perencana Keuangan Daerah, Kemendagri ini, terkait aplikasi ini dirinya juga sudah menghubungi Bupati Kabupaten Bandung meminta untuk mengambil aplikasi yang ada di sana dan diterapkan di Mubar. Nantinya, Pemkab Mubar dan Kabupaten Bandung akan melakukan Memorandum of Understanding (MoU) terkait aplikasi tersebut.
“Saya sudah menghubungi Bupati Kabupaten Bandung, kita mengambil aplikasi kehadiran ASN ini. Alhamdulillah, beliau mengizinkan dan setuju,” ungkapnya.
Baca Juga :
257 Usulan Kebutuhan ASN di Muna Barat Telah Disetujui KemenPAN-RB
Dengan diterapkan aplikasi absensi berbasis android di Lingkup Pemkab Mubar, Bahri bisa memantau tingkat kedisiplinan ASN terutama kehadiran masuk kantor. Apalagi, berdasarkan hasil sidak dan pantauannya, ia menemukan masih banyak ASN yang malas masuk kantor.
“Selama ini, absensi ASN di Mubar masih menggunakan manual. Jadi semaunya masuk kantor, hanya ingin terima gaji tetapi jarang masuk kantor,” jelasnya.
Bahri menjelaskan aplikasi absensi berbasis android ini hanya bisa digunakan saat ASN sudah berada di sekitar kantornya dengan menggunakan handphone android. Absensi juga ini bisa langsung dipantaunya seperti berapa jumlah ASN yang sudah hadir di kantornya.
“Aplikasi ini nantinya akan langung terkoneksi dengan saya, dari sini saya bisa memantau ASN kita yang malas masuk kantor. Jadi, ASN mengabsen cuma bisa absen di sekitar kantornya, jika ada ASN yang malas akan ketahuan dan saya bisa langsung menerapkan reward serta punishment,” tuturnya.
“Punishmentnya adalah jika ada ASN yang terlambat satu atau dua jam dan bahkan satu hari tidak masuk kerja maka akan berpengaruh pada tunjangan tambahan penghasilan pegawai (TPP) dan sanksi lainnya,” ujarnya.
Bahri menambahkan dalam menakhodai daerah kelahirannya ini, ia menginginkan Mubar berbasis digital. Meskipun, ia mengetahui bahwa Mubar masih sangat lemah dalam infrastruktur jaringan telekominkasi, tapi semua bukan menjadi penghalang.
“Meski kita (Mubar) masih sangat lemah dalam infrastruktur jaringan telekomunikasi, jangan menjadi penghalang kita menerapkan berbasis digital di sini. Saya ingin pelayanan kepada masyarakat bisa melalui digital serta dalam pemerintahan dan pembangunan daerah,” ucapnya.
“Kita akan mengambil aplikasi yang bagus di Bandung dan terapkan di Mubar. Kita jangan malu mengambil apa yang bagus di daerah orang dan Bupati Bandung memberikan izin,” tutupnya. (B)
Kontributor : Kasman
Editor: Muhamad Taslim Dalma