Persiapan Festival Tangkeno ke-X di Kabaena Sudah 50 Persen

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bombana, Anisa Sri Prihatin
Anisa Sri Prihatin

ZONASULTRA.ID, KENDARIFestival Tangkeno ke-X di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) siap dihelat pada 10 hingga 13 Oktober 2022.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bombana, Anisa Sri Prihatin mengatakan, bahwa saat ini persiapan Festival yang digelar tiap tahun tersebut telah mencapai 50 persen.

Hal tersebut meliputi perbaikan plaza Tangkeno, persiapan tari kolosal, persiapan panggung utama, persiapan home stay dan pondok wisata, serta persiapan pameran kuliner dan kriya (tadoha balua’).

“Koordinasi ke pusat dan provinsi tetap berjalan terkait konsep, tema dan pelaksanaan kegiatan,” katanya melalui pesan Whatsapp pada Kamis (29/9/2022).

Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bombana tersebut juga mengatakan, bahwa pelaksanaan festival Tangkeno tahun ini memiliki keistimewaan dengan waktu yang lebih panjang karena pandemi yang sudah melandai.

Selain itu, festival Tangkeno sudah masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bersama festival Kaghati Kabupaten Muna dan Wakatobi Wonderful Festival dan Expo (WAFE) di Kabupaten Wakatobi dari 319 usulan kegiatan dari 34 provinsi.

Adapun tema yang akan diusung pada festival Tangkeno yang ke-X tersebut adalah ” Melestarikan Keragaman Budaya, Guna Mewujudkan Pariwisata Bangkit, Ekonomi Pulih Menuju Bombana Surga Investasi”.

Diketahui, dalam event tersebut juga akan menampilkan tari kolosal atau tradisi tradisional warisan budaya Kabena seperti tari lumense dan tari lulo alu.

Festival tahunan yang menginjak tahun ke-10 tersebut akan diselenggarakan di Plaza Tangkeno yang dikelilingi awan indah. Dari Plaza Tangkenno, wisatawan dapat menyaksikan gunung Watu Sangia, bahkan ada yang menyebutnya sebagai gunung kembar.

Plaza Tangkeno sendiri berada di pulau Kabaena yabg bisa ditempuh dengan waktu sekitar 4 jam dengan kapal motor dari daratan Sulawesi. Untuk menuju ke desa wisata itu, perlu perjuangan untuk bisa sampai ke puncak yang memiliki ketinggian 700 mdpl. (B)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini