Banjir Diduga Akibat Aktivitas Kontraktor di Sekitar Area Bandara Sugimanuru

Banjir Diduga Akibat Aktivitas Kontraktor di Sekitar Area Bandara Sugimanuru
Banjir setinggi lutut orang dewasa terjadi di Desa Kusambi, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat (Mubar). Diduga banjir ini diakibatkan adanya aktivitas kontaraktor yang melakukan pengrusakan pada lingkungan hutan setempat. (Istimewa)

ZONASULTRA.ID, KENDARI– Kerusakan hutan diduga menyebabkan banjir di Desa Kusambi, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat (Mubar). Rusaknya lingkungan ini diduga karena aktivitas kontraktor yang mengerjakan proyek di sekitar area Bandara Sugimanuru.

Banjir yang terjadi pada Selasa (1/11/2022) kemarin membuat sebagian rumah warga terendam. Diperkirakan ketinggian banjir setinggi lutut orang dewasa.

Atas hal ini Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mubar, La Edi mengatakan, Pj Bupati Mubar, Bahri telah mengarahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mubar untuk turun langsung memantau lokasi dan mencari solusi terkait masalah itu.

Katanya, apabila banjir tersebut benar berkaitan dengan adanya kerusakan lingkungan yang disebabkan aktivitas kontraktor tertentu, maka itu akan menjadi perhatian serius. Warga setempat pun diminta untuk memasukan laporan resmi di DLH Mubar.

“Kalau pihak kontraktor beraktivitas tanpa aturan yang berlaku, tidak mengantongi amdal misalnya, atau beraktivitas ilegal, maka DLH Mubar bakal memberikan sanksi tegas,” katanya saat dimintai keterangan via pesan singkat, Rabu (2/11/2022).

“Tentang galian tanah, kalau keberatan silakan datang di DLH Mubar dan melapor secara tertulis, apalagi tanpa izin dari pemiliknya atau warga di sekitarnya, biar dilakukan teguran tertulis oleh kami dari DLH,” tambahnya.

Menurut penuturan seorang warga setempat, Fatma, sejak adanya kontraktor misterius, hutan yang berada di belakang rumah warga telah rusak. Bahkan katanya, hutan sempat digunduli dan pepohonan diratakan dengan tanah. Hutan yang dulu dipenuhi banyak pepohonan, kini terlihat seperti sebuah padang tandus.

“Ada banyak tanah yang membukit namun tidak beraturan, semua itu terjadi karena pihak kontraktor membuang tanah timbunan di lokasi,” sebutnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dahulu ketika turun hujan, pepohonan di dalam kawasan hutan sekitar berperan membantu proses penyerapan air. Alhasil, aliran air dapat terkendali sehingga rumah warga tidak pernah kebanjiran dan kemasukan air.

Namun ungkap Fatma, keadaan itu telah berubah sejak adanya kerusakan lingkungan diduga buntut ulah para kontraktor. Akhirnya warga setempat sekarang jadi langganan banjir. Bahkan, air masuk di dalam rumah, merusak tanaman, tergenang di pemukiman warga dan sejumlah ruas jalan ikut terisolir.

“Kalau dulu tidak terlalu, nanti sudah ada yang ditimbun di belakang rumah baru parah begini,” ungkapnya.

Dia berharap agar pemerintah setempat bisa turun tangan dengan melakukan antisipasi, bukan hanya melihat dampak akibat banjir yang sudah biasa terjadi tetapi penyebab banjir juga harus menjadi atensi pemerintah. (B)

 


Kontributor: Yudin
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini