Mahasiswa Prodi Sarjana Kesmas UMW Buat Taman Toga dan Cegah ISPA di Desa Sambaraasi

Mahasiswa Prodi Sarjana Kesmas UMW Buat Taman Toga dan Cegah ISPA di Desa Sambaraasi
PBL 2- Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari memberikan percontohan pembuatan taman tanaman obat keluarga (toga) dan pencegahan penyakit Infeski Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Desa Sambaraasi, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). (ISTIMEWA)

ZONASULTRA.ID,KENDARI– Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari memberikan percontohan pembuatan taman tanaman obat keluarga (toga) dan pencegahan penyakit Infeski Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Desa Sambaraasi, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dosen Pembimbing Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II Prodi Sarjana Kesmas Sri Mulyani mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelakasanaan PBL II yakni intervensi fisik dan non fisik. Intervensi fisik yakni pembuatan taman toga dan non fisik yakni penyuluhan penyakit ISPA serta pecegahan stunting.

“Jadi kegiatan ini juga berdasarkan hasil survey sebelumnya pada PBL1 yakni didapati masalah-masalah yang paling banyak terjadi di masyarakat desa,” kata Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Prodi Sarjana Kesmas.

Ia menyebutkan kasus penyakit ISPA banyak terjadi di desa karena memang lingkungannya dekat dengan area pertambangan, kemudian infrastruktur jalan belum memadai dan berdebu. Selain itu, bahwa kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat masih kurang.

BACA JUGA :  Prodi Kewirausahaan UMW Kendari Raih Akreditasi Baik Sekali

Untuk itu, selain memberikan sosialisasi dan penyuluhan mahasiswa juga membagikan masker kepada masyarakat agar senantiasa digunakan dalam beraktivitas.

Mahasiswa Prodi Sarjana Kesmas UMW Buat Taman Toga dan Cegah ISPA di Desa Sambaraasi

“Tentu kami berharap masyarakat dapat memahami apa yang perlu dalam perilaku hidup bersih dan sehat serta pentingnya kesehatan masyarakat,” katanya.

Kepala Desa Sambaraasi Ramlin Panusu menilai kegiatan PBL yang digelar di desa sangat dirasakan manfaatnya. Karena menurutnya, hal itu dapat membantu pemerintah desa menyukseskan program pencegahan stunting, begitu pula untuk pencegahan penyakit lainnya.

Terlebih pembuatan taman toga menjadi ilmu baru bagi masyarakat sehingga mereka bisa mengetahui manfaat tanaman sehari-hari ada di sekitar mereka.

“Tentu ini sangat berarti dan bisa membantu kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Ia berharap ke depan, kegiatan PBL dapat terus ditingkatkan lagi sehingga manfaatnya bisa terus dirasakan masyarakat. Dan dirinya pun siap untuk mendukung penuh agar PBL tersebut bisa berjalan sukses.

BACA JUGA :  Rektor UMW Kendari Sabet Penghargaan Sebagai Tokoh Inovasi Pendidikan

Ketua Prodi Sarjana Kesmas Rahmawati menjelaskan, meyebutkan pelaksaan PBL 2 telah terlaksana dengan sukses yang dimulai sejak 31 Januari hingga 11 Februari 2023 secara serentak di lima desa yang ada di Kecamatan Kapoiala.

Kata dia, setelah PBL 2, pada Juli 2023 akan digelar kembali PBL 3. Tujuannya dari PBL 3 adalah sebagai bentuk evaluasi dari pelaksanaan PBL 2 berupa intervensi fisik dan non fisik.

“Ya tentunya kita akan lihat apakah, solusi yang kami berikan melalui PBL 2 bisa diikuti oleh masyarakat desa sehingga terjadi perubahan perilaku terhadap kepedulian kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Secara umum ia menyebutkan PBL ini sebagai wadah bagi mahasiswa Prodi Sarjana Kesmas UMW Kendari dalam mengimplementasikan teori yang didapatkan di bangku kuliah melalui praktek pemecahan masalah kesehatan di masyarakat.

Untuk diketahui, lokasi pelaksanaan PBL difokuskan pada kawasan pesisir dan lokasi pertambangan sesuai dengan visi misi universitas. (*)

 


Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini