ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI – Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Wakatobi di Kecamatan Togo Binongko mengelar pelatihan dasar kepemimpinan (PDK) moderasi beragama. Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan kehidupan beragama yang moderat.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Rahman Ngkaali dan Bupati Wakatobi Haliana.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Wakatobi Rahman Ngkaali menyampaikan, Menteri Agama mengimbau agar setiap hari Jumat, termasuk pada semua kegiatan Kemenag diharapkan selalu diarahkan kepada hal-hal yang dapat memunculkan atau bisa mempersatukan umat beragama.
Baik itu kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah. Sehingga Kemenag menyelenggarakan kegiatan pelatihan dasar kepemimpinan moderasi beragama.
“Paling tidak, anak-anak sudah bisa memahami prinsip orang yang beragama yang memiliki pemahaman tentang moderasi keragaman. Ciri masyarakat atau umat disebut sebagai umat yang memiliki pemahaman moderasi beragama itu adalah, hidup toleransi antarberagama,” ujarnya, Rabu (5/4/2023).
Dia mengungkapkan, moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas Kemenag. Karena dari sisi agama, Indonesia memiliki 6 agama yang berbeda-beda yang diakui negara, sehingga pemerintah diminta untuk memfasilitasi hanya 6 agama.
Menjadi motivator pada acara itu Bupati Wakatobi Haliana menyampaikan kepada pelajar agar jangan karena persoalan ekonomi, sehingga langsung mengurungkan niat atau cita-cita untuk berkembang lebih besar.
“Jangan sekali-kali kecilkan hati kita untuk bermimpi lebih besar dan jangan sekali-kali mengurungkan hati kita, harapan kita bahwa kita merupakan orang yang pantas untuk menjadi orang yang sukses,” ujarnya.
Menurut Haliana, untuk mencapai sebuah cita-cita maupun untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan kerja keras, usaha dibarengi dengan doa, dan bahkan dalam mengejar cita -cita tidak terlepas dari berbagai tantangan.
“Kegagalan yang paling berat adalah yang langsung berhadapan dengan orang tua. Kadang-kadang belum kita yang patah semangat sudah mereka duluan yang patah semangat, sehingga mereka perlu diyakinkan,” tuturnya.
“Di sini kita juga masih temukan anak-anak setelah tamat sekolah dasar (SD) semangatnya untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya guna mencapai cita-cita, tetapi kadang-kadang orang tua memutuskan niat mereka, saatnya kita yakinkan orang tua kita bahwa kita bisa,” pungkasnya. (B)
Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati