ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI-Yayasan DoctorShare (Dokter Peduli) bersama Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendistribusikan paket Antenatal Care (ANC), di Pulau Wangiwangi, Kamis, (24/8/2023). Pendistribusian paket ANC itu menyasar wilayah Puskesmas Wangiwangi, Puskesmas Wangiwangi Selatan, dan Puskesmas Waetuno.
Paket ANC terdiri dari 16 item berupa beras 5 kilogram, minyak goreng 2 liter, kecap, madu, kacang tanah, kacang hijau, tepung beras, tepung segitiga, garam, gula aren, telur, teh, handuk, sabun, kaldu jamur dan kain panjang gendong yang nilainya sekitar Rp500 ribu/paket.
Jumlah ibu hamil dan menyusui yang menerima manfaat adalah 2.345 orang dengan variasi frekuensi kunjungan ke kelas ibu hamil 1-10 kali/ibu di daerah itu.
Koordinator ANC DoctorShare dr. Ghereetha Sihaloho mengatakan, sejumlah paket ANC itu bisa diolah sesuai yang dipelajari dari kelas ibu hamil.
“Tentu saja dokter share nggak bisa tanpa bantuan dan komitmen dari dinas kesehatan (dinkes) pemerintah daerah. Kami mengapresiasi sebesar-besarnya untuk kolaborasi yang baik sampai hari ini, sehingga bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Adapun hasil dari adanya pelatihan dan pendampingan yang dilakukan DoctorShare dalam satu tahun adalah kunjungan ibu hamil ke Posyandu dan puskemas meningkat.
Cakupan puskesmas yang mengadakan kelas ibu hamil meningkat drastis, dari 0 puskesmas menjadi 16 puskesmas. Cakupan ASI eksklusif meningkat, sebelumnya kurang dari 50 persen menjadi lebih dari 70 persen.
Harapan jangka panjang program ANC dari DoctorShare adalah membantu menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak di Wakatobi khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Dia juga berharap, semoga ke depan pelayanan kelas ibu hamil tetap berkomitmen, walaupun tidak melalui pendampingan secara langsung dari dokter share.
Mereka juga berharap, kelas ibu hamil itu bisa full sampai 16 puskesmas dan cakupan ASI eksklusif juga makin baik. Kendati itu berpengaruh kepada penurunan prevalensi yang lain salah satunya adalah stunting.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Eliati Haliana mengungkapkan, kegiatan itu sinergis dengan kegiatan penyuluhan yang dilakukan PKK.
“Kebetulan ibu-ibu yang ada di sini kalau di pendampingan keluarga itu adalah termasuk ibu-ibu yang berisiko stunting. Berisiko stunting bukan berarti anaknya itu stunting. Tetapi kemudian ada perlakuan-perlakuan khusus, salah satunya adalah melalui kegiatan-kegiatan bahwa ibu-ibu hamil itu dipastikan mereka mendapatkan pelayanan yang seharusnya,” tuturnya.
Contohnya lewat pemeriksaan ANC, lanjut Eliati, karena berbagai hal-hal yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah bagaimana ibu hamil itu bisa memantau berat badan selama hamil. Kemudian memastikan gizinya, karena ibu hamil tidak boleh anemia, harus selalu memeriksakan kehamilannya. Mulai dari tekanan darah, imunisasinya harus lengkap selama hamil.
“Inisiasi menyusu dini, harus melahirkan di tempat fasilitas pelayanan kesehatan. Karena harus kita dapatkan yang namanya inisiasi menyusu sini pasca melahirkan. Ilmu-ilmu itu akan kita dapatkan jika kita rajin mengunjungi posyandu. Mudah-mudahan selanjutnya ada lagi yang seperti ini dari dokter share,” harapnya.
Bupati Wakatobi Haliana menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada yayasan Dokter Share Indonesia atas segala kepedulian, usaha dan bantuan yang luar biasa terhadap masyarakat Wakatobi.
“Mari bersyukur bersama-sama, kita syukuri kesehatan, kesempatan dan rezeki kita. Kita hitung manfaatnya, contoh operasi mata normalnya itu biayanya kurang lebih Rp9 juta, melahirkan dengan cara operasi itu juga hampir sama biayanya,” ujarnya.
Dia mencontohkan, kalau dihitung rata-rata misalkan 6.000 dikali Rp5 juta biaya operasi di luar daerah, berarti ada Rp30 miliar uang masyarakat Wakatobi yang tidak perlu keluar berkat kepedulian yang dilakukan yayasan Dokter Share.
Bisa dibayangkan, lanjut dia, kalau saja masyarakat ke daerah lain dengan biaya Rp9 juta, belum biaya penginapan, transportasi, uang makan. Kalau misalkan Rp10 juta, berarti kurang lebih Rp60 miliar uang yang harus dikeluarkan untuk rumah sakit di daerah lain demi kesehatan.
Haliana menuturkan, berkat dokter share datang ke Wakatobi membawa rumah sakit, dokter, peralatan, didekatkan dengan pelayanan yang gratis sehingga uang kurang lebih Rp60 miliar itu masih tetap berada di kantong-kantong masyarakat.
“Bukan hanya sampai di situ saja, karena bidan-bidan di daerah di Puskesmas masih lagi dilatih. Kalau ada ibu hamil, ibu menyusui dilatih supaya menambah ilmu agar memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat sesuai motto kita memudahkan dan memurahkan,” pungkasnya. (*)
Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati