Saat Senja Menyapa di Pulau Bokori

Saat Senja Menyapa di Pulau Bokori
Pulau Bokori

ZONASULTRA.ID – Pulau Bokori merupakan salah satu wisata bahari di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menawarkan pesona pulau yang eksotis. Suara ombak yang tenang dan angin sepoi-sepoi memberikan suasana yang menenangkan, manakala senja menyapa di pulau ini.

Pulau Bokori dikelilingi oleh lautan luas, pasirnya putih serta air lautnya yang jernih dan tidak mudah keruh. Sepanjang mata memandang, hanya ada birunya laut lepas. Sesekali akan terdengar suara mesin perahu-perahu nelayan, memecah kesunyian di pulau ini.

Banyak yang berkunjung ke pulau ini hanya untuk menyaksikan pemandangan matahari terbenam (sunset) hingga senja datang. Deburan ombak jadi bagian orkestra alam yang menenangkan ketika mendapati senja di pulau ini.

Seperti yang dirasakan oleh Septiana, pengunjung asal Kota Kendari. Baginya, Pulau Bokori adalah tempat yang menenangkan untuk melepas penat. Apalagi jaraknya yang begitu dekat dengan Kota Kendari sehingga bisa menjadi pilihan saat libur akhir pekan.

Menurutnya berbicara soal wisata Bokori, tak hanya tentang keindahan pulaunya, tapi juga pemandangan dan suasana jelang malam tak kalah menarik. Menghabiskan waktu saat senja di pulau ini menjadi salah satu pengalaman terbaik dalam berlibur.

Selain untuk menenangkan diri di tengah suasana senja dan malam, ia dan teman-temannya sengaja menginap di Pulau Bokori juga untuk melihat momen sunset. Hasilnya, tidak mengecewakan.

“View-nya itu keren, apalagi pas matahari menghilang di bawah cakrawala, indah sekali,” tuturnya, 9 Juli 2024.

Daya tarik lain dari pulau ini adalah ombaknya tidak terlalu tinggi sehingga menjadi tempat yang ideal untuk berenang atau bermain air dengan sepuas hati, juga sangat aman jika Anda ingin mengajak anak kecil. Namun, jika ingin bermain air lebih jauh ke tengah laut sebaiknya berhati-hati agar tidak menginjak bulu babi.

Pada siang hari, udara di Pulau Bokori memang terasa sangat panas karena teriknya matahari. Namun, Anda tak perlu khawatir karena sudah terdapat banyak pohon pelindung. Angin sepoi-sepoi juga akan senantiasa menyapa tubuh Anda.

Secara administratif, Pulau Bokori berada di wilayah Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Pulau ini berhadapan langsung dengan perkampungan masyarakat suku Bajo yang berada di daratan.

Jaraknya yang dekat dengan Kota Kendari, ibu kota Sultra, menjadikan Pulau Bokori salah satu destinasi wisata yang sangat ideal untuk menghabiskan libur akhir pekan Anda bersama orang terkasih.

Akses Menuju Pulau Bokori

Saat Senja Menyapa di Pulau Bokori

Ada dua cara yang bisa ditempuh untuk berkunjung ke Pulau Bokori. Pertama menggunakan moda transportasi laut langsung dari pelabuhan di Kendari. Namun, biasanya biaya yang dikeluarkan untuk kapal penyeberangan sedikit lebih mahal.

Kedua, pengunjung menggunakan transportasi darat, baik kendaraan roda dua maupun roda empat dari Kendari menuju perkampungan masyarakat suku Bajo di Kecamatan Soropia.

Di sana banyak penduduk setempat yang menyediakan jasa antar ke Pulau Bokori. Cukup dengan merogoh kocek Rp20.000 per orang, Anda sudah mendapatkan layanan antar jemput. Nah, jika ingin lebih praktis dan murah, cara kedua bisa menjadi alternatif.

Anda juga tidak perlu khawatir di mana akan mendapatkan kapal penyeberangan. Sebab kini semuanya sudah terpusat di jembatan penyeberangan yang ada di Desa Bajoe. Jembatan ini dikelola Pemerintah Provinsi Sultra.

Makmun, salah satu warga lokal yang kerap mengantar penumpang mengatakan, menyeberang di jembatan ini bukan suatu keharusan. Hanya saja nilai lebih menyeberang di jembatan Desa Bajoe tersebut karena ditanggung dengan asuransi.

Katanya pengunjung bisa menyeberang di mana saja yang menyediakan layanan antar jemput, terutama bagi mereka yang memiliki kenalan di desa Bajo.

Soal akses jalan menuju perkampungan Bajo juga tidak perlu khawatir karena kini jalan dari pusat Kota Kendari menuju Kecamatan Soropia telah mulus bak jalan tol. Hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit Anda sudah tiba di perkampungan suku Bajo.

Jalan tersebut merupakan salah satu mega proyek pemerintahan mantan Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas. Anggarannya bersumber dari dana APBD Provinsi Sultra sebesar Rp144 miliar, ditambah dana pinjaman sebesar Rp728 miliar.

Salah satu tujuan jalan sepanjang 14 kilometer dengan lebar 27 meter itu memang untuk menunjang geliat pariwisata di wilayah Kecamatan Soropia dan sekitarnya. Di antaranya Pulau Bokori dan Pantai Toronipa.

Fasilitas di Pulau Bokori

Saat Senja Menyapa di Pulau Bokori

Ada dua pilihan jika Anda ingin berwisata di Pulau Bokori. Menginap atau hanya berwisata di pagi hari lalu kembali sore harinya.

Bagi yang ingin menyaksikan momen sunset dan merasakan senja tapi tidak mau menginap, Anda juga tidak perlu khawatir sebab kapal penyeberangan siap menunggu kapan pun pengunjung ingin kembali ke daratan.

Biasanya pemilik kapal akan menyerahkan nomor ponsel mereka kepada pengunjung yang menjadi penumpangnya. Saat akan kembali ke daratan, pengunjung tinggal menelepon dan pemilik kapal akan segera datang untuk menjemput.

Di Pulau Bokori juga terdapat sejumlah vila yang bisa Anda sewa. Jika menginap biayanya berkisar Rp1 juta, tapi jika hanya setengah hari pengelola pulau mematok Rp500 ribu. Selain vila, juga ada gazebo yang bisa disewa.

Listrik di pulau ini bersumber dari genset sedangkan air bersihnya dipasok dari perkampungan masyarakat suku Bajo yang diangkut setiap hari menggunakan kapal.

Jika Anda bosan bermain di air laut dan ingin menguji adrenalin, juga tersedia wahana banana boat atau donat boat. Harganya dipatok Rp120 ribu untuk beberapa putaran. Jika Anda beruntung, pemilik wahana ini bisa menurunkan harga jadi hanya Rp100 ribu.

Keunggulan lain dari Pulau Bokori adalah kebersihannya yang terus terjaga. Pengelola memang mempekerjakan beberapa ibu rumah tangga yang merupakan penduduk lokal untuk membersihkan kawasan Pulau Bokori.

Kebersihan itu pun diakui oleh pengunjung. Salah satunya Rianty. Menurutnya kebersihan di pulau ini masih terus terjaga. Hanya ada beberapa yang perlu dibenahi, seperti ketersediaan air bersih dan penerangan yang masih terbatas.

“Pulau ini recommended untuk dikunjungi. Pulaunya bagus, pemandangannya indah. Akses jalan juga bagus, kapal juga besar-besar, jadi merasa aman. Cuma perlu dipoles lagi. Terutama air bersih dan penerangan perlu ditingkatkan lagi,” ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan pengunjung lainnya, Dwi Handayani. Ibu satu anak ini mengakui kebersihan pulau yang masih terjaga. Hanya saja fasilitas seperti vila perlu perawatan.

Kembalinya geliat wisata di Pulau Bokori tentu membawa berkah bagi penduduk lokal. Ada beberapa warga yang membuka warung dan menjual makanan ringan. Mereka juga bersedia jika Anda ingin memakai jasa mereka untuk membakar ikan atau memasak nasi.

Kini Pulau Bokori tak pernah sepi, terutama saat weekend atau hari libur pengunjung selalu padat. Tak jarang juga pulau ini menjadi lokasi family gathering instansi pemerintah atau perusahaan swasta. (*)

Reporter: Tim Redaksi
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini