Pemandangan Alam Nan Eksotis Pantai Kampa yang Bikin Rindu

Pemandangan Alam Nan Eksotis Pantai Kampa yang Bikin Rindu
Batuan karst di Pantai Kampa.

ZONASULTRA.ID – Pantai Kampa memiliki pesona yang kuat dengan pasir putih lembut serasi dengan ombak laut yang jernih. Air lautnya yang berkilauan di bawah sinar matahari, menciptakan pemandangan yang menenangkan dan mempesona.

Pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi dengan latar tebing batuan karst semakin menambah keeksotisan kawasan destinasi wisata ini. Suara deburan ombak yang datang bergantian, seakan membisikkan ketenangan di telinga.

Dari kejauhan, sesekali nelayan lewat dengan suara mesin ketintingnya yang menderu.  Sementara, berjalan menyusuri garis pantai Kampa, kaki terasa hangat oleh butiran pasir halus yang menyentuhnya.

Rangkaian momen demikian, membuat pengunjung seperti Yuli selalu rindu untuk datang kembali ke pantai yang terletak di Pulau Wawonii itu. Yuli adalah seorang guru asal Kendari yang bertugas di pulau itu.

Ia tak pernah merasa bosan mengunjungi Pantai Kampa. Bermain air atau sekadar berjalan menyusuri garis pantai sudah memberi ketenangan tersendiri.

“Pemandangannya bagus, apalagi kalau kita memandang dari bagian tebing-tebing yang ada karangnya, itu indah sekali. Air lautnya tenang dan jernih. Pasir pantainya juga putih. Jadi, bisa sekali dimanfaatkan untuk spot foto dan buat video-video estetik,” ungkapnya, 18 Juli 2024.

Pantai Kampa terletak di bibir pantai Pulau Wawonii, dan secara administratif berada di Desa Wawobili, Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).

Jika ada rencana berkunjung ke Konkep, tak ada ruginya memasukkan Pantai Kampa ke dalam daftar destinasi wisata yang wajib Anda kunjungi.

Fasilitas di Pantai Kampa

Pemandangan Alam Nan Eksotis Pantai Kampa yang Bikin Rindu
Pantai Kampa tampak dari atas.

Selain menyuguhkan keindahan alam yang memesona, di Pantai Kampa juga sudah terdapat sejumlah fasilitas yang cukup menunjang.

Di sini sudah tersedia gazebo, villa, area parkir, dan tempat mandi setelah berenang di laut. Menariknya, gazebo di sini gratis. Pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang untuk bisa menggunakannya.

“Jarak pantainya tidak terlalu jauh, pantainya luas, pemandangannya juga bagus, dan kalau gazebo tidak berbayar. Jadi kita tidak khawatir kalau bawa barang banyak-banyak karena sudah ada tempat untuk menyimpannya,” ungkap pengunjung lainnya, Nita Pongarrang.

Kepala Desa Wawobili, Alam mengatakan Pantai Kampa ramai dikunjungi saat akhir pekan atau pada hari-hari libur. Kebanyakan warga lokal Konkep itu sendiri.

Ia menambahkan, daya tarik yang ditawarkan Pantai Kampa memang hanya pantai dan air lautnya yang jernih. Namun, ia menjamin objek wisata di desanya itu tak kalah menarik dibanding wisata pantai lainnya yang ada di Sultra.

Saat ini, kata Alam, wisata Pantai Kampa masih dikelola sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Konkep.

Akses ke Pantai Kampa

Pemandangan Alam Nan Eksotis Pantai Kampa yang Bikin Rindu
Pantai Kampa dengan hamparan pasir yang luas.

Untuk mengunjungi Pantai Kampa tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. Dari Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Anda hanya mengeluarkan di bawah Rp100 saja untuk sekali menyeberang menggunakan kapal feri.

Jumlah tersebut untuk menyeberang sendiri saja tanpa membawa kendaraan. Jika Anda membawa kendaraan sendiri, tentu biayanya bertambah lagi.

Di kapal feri sendiri ada tiga kelas yang bisa dipilih, yaitu tatami Rp65 ribu, VIP Rp66 ribu, dan ekonomi Rp30 ribu. Anda tinggal menyesuaikan dengan biaya yang tersedia.

Jika membawa kendaraan dan memilih kelas ekonomi, Anda hanya perlu membayar sebesar Rp124 ribu untuk sekali pergi.

Waktu tempuh dari Kota Kendari menuju Langara, ibu kota Konkep hanya sekitar dua jam. Setiba di Langara, Anda hanya tinggal menempuh perjalanan darat tak lebih dari 30 menit menggunakan kendaraan bermotor ke Pantai Kampa.

Menurut Alam, saat ini akses jalan menuju Pantai Kampa sudah mulai bagus. Pemerintah sudah melakukan pengerasan jalan.

“Walaupun belum diaspal, tapi sudah bagus. Tidak seperti dulu. Jadi waktu tempuhnya juga sudah tidak terlalu lama,” tutur Alam. (*)

Reporter: Tim Redaksi
Editor: Muhamad Taslim Dalma