ZONASULTRA.ID – Berbicara mengenai Raja Ampat, maka tak lepas dari gugusan pulau kecil yang terlihat sungguh cantik dan sempurna. Namun tahukah Anda, di Pulau Muna juga terdapat pesisir yang mempunyai gugusan pulau kecil mirip Raja Ampat.
Adalah Meleura, salah satu pantai yang ada di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). Daya tarik pantai ini adalah air lautnya yang berwarna toska jernih membuat pemandangan di dasarnya bisa terlihat dengan jelas.
Bentang alam Pantai Meleura sangat indah. Ketika memasuki lokasi pantai ini, dari ketinggian akan terlihat hamparan laut berwarna hijau toska yang jernih, seolah berpelukan dengan jejeran batuan karst yang mengelilingi pantai.
Uniknya lagi, Pantai Meleura tak memiliki garis pantai seperti pantai pada umumnya. Pantai ini lebih mirip seperti laguna karena dikelilingi batuan karst. Lalu di tengah kawasan Meleura terdapat pulau-pulau karang kecil yang membuat pemandangan di sekitarnya semakin mempesona.
Di sini juga terdapat dermaga sepanjang sekitar 200 meter yang menjorok ke laut. Dari atas dermaga ini Anda bisa melihat air laut yang jernih berwarna toska, memantulkan sinar matahari pagi. Airnya begitu bening sehingga Anda bisa melihat ikan-ikan kecil berenang dengan riang di bawah permukaan.
Mengunjungi Pantai Meleura dijamin memberi pengalaman liburan tersendiri. Seperti yang dirasakan oleh Yeni Marinda. Baginya, Pantai Meleura merupakan salah satu tempat liburan yang patut dicoba. Sebab, tak banyak tempat wisata yang menyajikan visual seperti Pantai Meleura.
“Bagus tempat wisatanya, view-nya juga keren. Mana air lautnya jernih, kita bisa melihat sampai ke dasarnya. Pokoknya cocok untuk tempat healing,” ujarnya, 31 Juli 2024.
Untuk menelusuri keindahan pantai ini, Yeni menyarankan menggunakan jasa keliling kawasan Meleura menggunakan perahu rakitan milik warga setempat. Biayanya terbilang murah, hanya Rp10 ribu per orang. .
Fasilitas Penunjang
Secara administrasi, Pantai Meleura terletak di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Untuk memanjakan pengunjung, pengelola Pantai Meleura menyediakan berbagai fasilitas, misalnya flying fox, perahu bebek, dan pincara atau perahu modifikasi untuk pengunjung mengitari dan menikmati kawasan Pantai Meleura.
Namun, Kepala Desa Lakarinta Falahudin mengatakan untuk saat ini flying fox dan perahu bebek sudah tidak berfungsi. Hal ini sedikit mempengaruhi jumlah kunjungan ke Pantai Meleura.
Sebagai gantinya saat ini warga sekitar tengah merancang jetski rakitan sendiri. Mereka menggunakan mesin ketinting atau mesin tempel. Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan lagi kunjungan wisatawan.
Di sini juga wisatawan dapat menginap atau sekadar beristirahat di vila yang berada di kawasan Meleura dengan jarak sekitar 300 meter dari dermaga.
Vila itu terbuat dari kayu jati dan dikelola oleh warga lokal. Jika ingin menginap Anda perlu merogoh kocek Rp300 ribu hingga Rp500 ribu semalam.
Nah, bagi pencinta tracking, di sekitar pantai juga terdapat jalan setapak untuk wisatawan berkeliling Meleura.
Masyarakat setempat juga membangun gazebo dan membuka lapak yang menjajakan aneka makanan dan minuman bagi pengunjung di sekitar pantai.
Menurut Falahudin, pengelolaan wisata Pantai Meleura ini merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Muna, dalam hal ini dinas pariwisata, tetapi warga desa juga ikut terlibat menjaganya.
Untuk menjaga kebersihan kawasan ini pun, pemerintah desa memberdayakan warga setempat sekitar 10 orang. Upah mereka berasal dari dana desa.
“Sebenarnya itu bisa kita alihkan (dana desa) untuk hal yang lebih urgent, tapi itu semua demi menjaga keberlangsungan tempat wisata ini karena banyak warga yang menggantungkan hidup dari objek wisata ini,” ujarnya.
Masih di kawasan Pantai Meleura, terdapat juga penangkaran satwa laut seperti penyu dan ikan kerapu. Untuk ke lokasi penangkaran bisa dijangkau dengan perahu pincara.
Akses ke Pantai Meleura
Dari pusat Kota Raha, Pantai Meleura dapat dijangkau dengan jarak tempuh sekitar 30 menit. Wisatawan dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat karena akses jalannya cukup bagus.
Namun karena beberapa ruas jalan di sekitar Kecamatan Lohia ada yang rusak, akan sedikit menambah waktu perjalanan.
Sebelum mencapai Pantai Meleura, wisatawan akan disambut dengan pemandangan batu kapur yang menjulang tinggi di sekeliling jalur yang akan ditempuh.
Pemandangan lain yang tak kalah unik adalah deretan rumah-rumah tradisional yang berada di sepanjang jalan, menambah khas kedaerahan masyarakat Muna.
Pagar-pagar rumah warga banyak dibuat dari susunan batu-batu kapur sehingga membentuk dinding setinggi kurang lebih 30 cm.
Jika Anda mengunjungi Pantai Meleura, sekitar 100 meter sebelum mencapai lokasi pantai Meleura, ada salah satu wisata yang tak kalah bagusnya yakni Gua Terapung yang aksesnya berada di pinggir jalan.
Untuk masuk ke sana Anda harus berjalan kaki karena jalannya yang begitu sempit, apalagi lokasi wisata ini berada di sekitaran batu karang yang berada di samping pantai Meleura. (*)
Reporter: Tim Redaksi
Editor: Muhamad Taslim Dalma