
ZONASULTRA.ID, KENDARI- Program Studi D-III Sanitasi Universitas Mandala Waluya (UMW) menggelar Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Edukasi Bahaya Lalat sebagai Vektor Penyakit dan Penerapan PHBS dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga” di Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, pada 21 Agustus 2025.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga secara sehat untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan oleh lalat.
Kegiatan yang dipimpin oleh Agus Kurniawan Putra bersama tim dosen Nurqomaria, Ririn Teguh dan Fandy Gatra ini mengangkat tema edukatif “Rumah Sehat Bebas Lalat: Lindungi Keluarga dari Penyakit dengan Kelola Sampah yang Benar.”
Kepala Workshop Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu UMW Kendari, Agus Kurniawan Putra mengatakan dalam kegiatan tersebut, tim pengabdian memberikan sosialisasi interaktif mengenai peran lalat sebagai vektor penyakit serta pentingnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui pengelolaan sampah rumah tangga yang benar.
“Melalui pendekatan edukatif yang sederhana dan komunikatif, masyarakat diajak mengenali kebiasaan lalat yang dapat menyebabkan penularan berbagai penyakit seperti diare, tifus, dan disentri. Peserta juga diperkenalkan pada prinsip “PILAH, TUTUP, OLAH” sebagai langkah praktis dalam pengelolaan sampah rumah tangga: memilah sampah organik dan anorganik, menutup rapat tempat sampah agar tidak menarik lalat, serta mengolah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat bagi lingkungan,” katanya
Agus Kurniawan Putra menyebutkan masyarakat diperkenalkan dengan beberapa metode pengelolaan sampah organik yang mudah diterapkan di tingkat rumah tangga, antara lain pengomposan menggunakan metode biopori, sistem Takakura, serta pemanfaatan agen biologi berupa larva Black Soldier Fly (BSF) yang efektif mempercepat proses dekomposisi sampah organik.
Lebih lanjut, sampah anorganik seperti botol plastik dan kantong kresek diajarkan untuk diolah menjadi ecobrick, yaitu bata ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bangunan sederhana. Pendekatan ini tidak hanya menekan jumlah timbunan sampah, tetapi juga mendorong masyarakat untuk berinovasi dalam menciptakan lingkungan bersih, sehat, dan berkelanjutan.
“Salah satu kegiatan menarik dalam PKM ini adalah lomba pemilahan sampah yang dirancang untuk menguji tingkat pemahaman warga terhadap materi yang disampaikan. Peserta diberikan berbagai gambar jenis sampah dan diminta mengelompokkannya ke dalam kategori organik atau anorganik,” ujarnya
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sekadar sosialisasi, tetapi juga upaya membangun kemandirian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa rumah yang bersih dan bebas lalat bukan hanya tanggung jawab individu, tapi juga bagian dari upaya kolektif mewujudkan lingkungan sehat. Prinsip PILAH, TUTUP, OLAH sederhana, tapi kalau diterapkan konsisten, hasilnya besar,” ujarnya.
Diharapkan kegiatan ini dapat mendorong perubahan positif di masyarakat, sehingga warga termotivasi untuk mulai menerapkan pemilahan sampah di rumah, rutin membersihkan area dapur dan tempat sampah, serta meninggalkan kebiasaan membuang sampah sembarangan.
“Dengan penerapan perilaku tersebut secara konsisten, dampak jangka panjang yang diharapkan adalah berkurangnya risiko penularan penyakit berbasis lingkungan dan tumbuhnya budaya hidup bersih dan sehat di Desa Wawatu,” pungkasnya
Diketahui, untuk jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang, terdiri dari 5 orang perangkat desa dan 20 orang warga masyarakat di desa wawatu. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa sebanyak 4 orang dari pogram studi D-III Sanitasi. kegiatan ini juga bersumber dari dana Yayasan Mandala waluya.
Kontributor: Sutarman












