Pegawai Malas, Kepala Dispenda Konsel Geram

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Pegawai yang bertugas di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), sering malas berkantor. Hal itupun membuat  Sahlul selaku Kepala Dispenda geram.

Menurut Sahlul, kebanyakan pegawai yang malas berkantor  itu adalah yang memiliki jabatan tekhnis dan telah difasilitasi kendaraan dinas. Ini tentu sangat disayangkan, karena abdi negara yang setiap bulannya mendapatkan tunjangan  memadai  semestinya menjalankan tugasnya dengan baik namun faktanya justru terkesan lalai.
“Sudah berulang-ulang saya berikan teguran, bahkan kadang saya marah namun tidak ada juga perubahan. Tapi itulah lika-likunya membina,” ujar Sahlul, Jumat (29/5/2015).
Ada kekhawatiran kata  Sahlul, jika pegawainya tersebut terus tidak disiplin dan belajar menjalankan tugasnya dengan baik, sebab ke depannya  Aparat Sipil Negara (ASN) akan lebih mengedepankan kemampuan keterampilan.
“Jadi jangan hanya menunggu. Harusnya itu dari bawah ke atas, seberapa sih kemampuan individu mengkafer semua pekerjaan. Saya prihatin karena pegawai itu harus siap ditempatkan dimanapun sementara tidak mau belajar” tuturnya.
Sahlul juga mengeluhkan terkadang semua pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh pegawai bawahannya malah dikerjakan oleh dirinya sendiri. Beruntung dirinya dibantu oleh Sekertaris Dispenda.
“Bikin naskah kerjasama saja harus saya yang kerjakan, mau diapa lagi. Ada beberapa konsep kita serahkan kemereka berminggu-minggu belum juga selesai. Saya kurang tau mengapa ini terjadi, inilah yang membedakan kita  dengan negara maju,” ungkapnya.
Untuk menjadi orang besar di birokrasi lanjutnya maka harus matang pada apa yang menjadi fokus kerja yang ada. Misalnya, jika jabatan kepala seksi itu tidak matang pada saat menjadi staf maka akan sulit menggerjakan jabatan yang lebih tinggi lagi.
Diapun berharap, pegawai yang malas masuk kator tersebut secara perlahan-lahan menyadari akan apa yang menjadi tugas dan fungsi serta tanggungjawabnya. Jangan sampai kebiasaan buruk itu terus menjadi masalah yang tidak pernah terselesaikan. (**Efan)