ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebut di kawasan Mega Industri (MI) Morosi sangat kental dengan adanya kepentingan pihak-pihak tertentu yang secara sengaja ingin menghambat pembangunan kawasan industri terbesar di Sultra.
Bupati LIRA Konawe, Rolansyah mengaku dari hasil investigasi lapangan yang dilakukan lembaganya, terdapat adanya keganjalan soal isu-isu yang diberkembang. Terkhusus soal isu invasi Tenaga Kerja Asing (TKA) yang dikabarkan dominan diberbagai bidang pekerjaan.
Kata dia, TKA yang sempat terlihat memadati Bandara Halu Oleo yang diduga pekerja yang akan di tempatkan di salah satu perusahaan yang ada di Morosi itu tidak benar, melainkan pekerja asal Tiongkok itu hanya transit untuk selanjutnya bertolak menuju perusahaan tambang di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Jadi LIRA melihat dinamika yang ada di mega industri saat ini hanyalah upaya salah satu pihak yang ingin menguasai wilayah itu, dan hasil investigasi kami isu ini di buat oleh Tomi Winata,” Kata Rolansyah. Senin (25/7/2016)
Kata dia, isu ketidaknyamanan masyarakat terkait keberadaan tenaga kerja asing itu tidak benar. bahkan kondisi lapangan sangat berbeda dengan fakta yang ada, yakni masyarakat justru terbantu dengan adanya perusahaan itu.
“Sebab ada banyak karyawan yang sudah dan akan diterima ketika ini sudah berproduksi, selain itu. Peningkatan taraf perekonomian masyarakat sejak adanya perusahaan itu sangat terasa perbedaannya,” imbuhnya.
Rolan mengaku, Tomi Winata yang merupakan pimpinan PT Konawe Putra Propertindo (KPP) sengaja membuat isu agar perusahaannya dapat menguasai seluruh areal mega industri, dengan sasaran utama yakni PT Virtue Dragon Nikel Indonesia (VDNI). (A)
Reporter: Restu Tebara
Editor: Tahir Ose