Pilwali Kota Kendari Mestinya Digiring Kedalam Pertarungan Konsep dan Gagasan

Hasruddin Jaya
Hasruddin Jaya

Pemilihan walikota Kendari rencananya akan di gelar pada bulan februari tahun 2017 mendatang, makin dekatnya pelaksanaan pemilihan walikota Kendari ternyata diikuti dengan perubahan sikap sosial berbagai elemen masyarakat.

Hasruddin Jaya
Hasruddin Jaya

Perubahan sikap dari masyarakat Kota Kendari tentunya merupakan bagian dari sikap partisipasi politik dalam menyambut pesta demokrasi yang digelarar lima tahun sekali.

Sikap ini sering dijumpai dalam setiap perhelatan politik Indonesia. Gembira, sedih dan kesal masi menjadi sikap yang sering muncul dan ditampilkan oleh berbagai simpatisan figur, hingga tak jarang adu argumen yang berujung pada saling menghina dan menjelekan figur takterhindarkan.

Media sosial facebook contohnya, argumentasi yang terbangun dan terbentuk dari simpatisan terkadang menghina dan mencaci figur yang tentunya sikap ini cukup provokatif. Bukan itu saja, ishu ras/suku terkadang dibawa bawa dan disangkut pautkan untuk melegitimasi argumennya.

Propaganda dalam media sosial jangan dikira tidak mempengaruhi sikap masyarakat, ini cukup memberi pengaruh. Bahkan perguncingan masyarakat baik kalangan awam dan intelektual terkadang membincang tentang ishu ishu dari facebook, ini merupakan salah satu bukti bahwa perbincangan media sosial sudah merembet dan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat.

Respon ini tentu sudah teramat berlebihan jika kita hendak melihat esensi dari pemilihan walikota itu sendiri. Pemilihan walikota merupakan pesta demokrasi yang dilaksanakan tiap lima tahun sekali dengan tujuan untuk memilih pemimpin baru yang dianggap layak dan berkompeten dalam membangun kota Kendari.

Selain itu, penyelenggaraan pemilihan walikota dan wakil walikota ini, diharapkan masyarakat dapat mengambil pelajaran dari kepemimpinan sebelumnya, sehingga diperhelatan bulan februari 2017 ini masyarakat tidak lagi salam memilih pemimpin, memilih kucing dalam karung.

Memanasnya polemik walikota Kendari dalam beberapa waktu terahir ini tentunya harus ditopang dengan sikap tenang dan tidak tergesah gesah dari masyarakat, agar stabilitas pelaksanaan pemilihan walikota Kendari berjalan dengan aman dan lancar.

Pertarungan walikota Kendari mestinya harus digiring kepada pertarungan konsep dan gagasan tiap figur, bukan pada saling menyerang masalah pribadi, menghina dan mencaci yang sifatnya cukup provokatif.

Inilah pekerjaan beratnya, yang tentunya merupakan tanggung jawab kita bersama untamanya para figur yang hendak maju dan mencalonkan diri sebagai walikota dan wakil walikota kendari untuk menjaga stabilitas keamanan, yang tiap saat bisa mengancam.

Sebagai generasi muda kita punya harapan besar agar pertarungan konsep dan gagasan bisa diterapkan dan mewarnai perhelatan pemilihan walikota Kendari kali ini, saya kira itu akan lebih positif dan bermanfaat.

Bila pertarungan konsep dan gagasan yang lebih dominan, maka ending dari perhelatan ini saya kira akan menghasilkan pemimpin yang arif dan bijaksana, insya allah mampu membawa kota kendari kearah yang lebih baik.

Marilah kita menjadi seorang petarung dalam pesta demomrasi lima tahunan ini, ajak semua elemen untuk menjaga stabilitas politik, hindari sikap pecundang. Karna sejatinya seorang petarung adalah orang yang selalu mencari jalan disetiap ada masalah, sedang pecundang adala orang yang selalu mencari masalah disetiap ada jalan.

 

Oleh: Hasruddin Jaya
Penulis Merupakan Ketua Ikatan Mahasiswa Buton Utara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini