Gara gara kekuatan media, para hamba Allah khususnya terkait kandidat calon pemimpin wonua Bombana terkadang tiba tiba diserang dicurigai sebagai orang radikal, sebagai pengkonsumsi narkoba, titipan asing, atau mantan terpidana korupsi kelas kakap dan masih banyak lagi isu isu serta opini miring tentang mereka, calon pemimpin wonua Bombana.
Percaya atau tidak, semua itu bisa terjadi lantaran efek dari sebuah informasi. maka betul pepatah mengatakan “kebohongan yang disampaikan berulang ulang akan menjadi kebenaran, dan semua itu terjadi karena kekuatan media informasi. Memang agak dramatis kedengarannya, namun disadari atau tidak, kian hari pepatah itu kian terbukti kebenarannya. lebih lebih ketika media informasi telah menjadi sedemikian canggih seperti yang kita rasakan hari ini.
Dalam sekejap kekuatan media informasi mampu menggerakkan orang untuk bersimpati terhadap kaum yang teraniaya sekaligus mampu meruntuhkan dinding dinding keangkuhan orang orang besar atau sebaliknya mencitrakan kebaikan kaum penghianat sekaligus membumi hanguskan kebaikan orang orang jujur
Media informasi terbukti menjadi alat ampuh untuk menjajah pikiran manusia, mengendalikannya sesuai dengan apa yang kita inginkan, informasi mampu mendesain pikiran, membolak balik logika, lalu, mempengaruhi massa dengan jumlah yang tak terbatas, untuk mengikuti wacana, ide, kepentingan yang diinginkan penutur informasi
Kini informasi menjadi penentu, bahwa akankah seseorang mendapatkan empati dan pembelaan atau justeru dimusuhi ditakuti dan menjadi lawan. informasi menjadi penentu, akankah sebuah kebenaran bisa dilihat sebagai kebenaran atau justeru sebaliknya. kebanaran nampak sebagai keburukan
Pepatah lain mengatakan bahwa, siapa yang menguasai dunia informasi dialah sesungguhnya yang akan menguasai dunia” lebih kurang, begitu pepatah yang penulis kuitp dalam buku yang berjudul “Saksikan Bahwa Aku Mencintai Islam”, buku yang ditulis oleh mantan Rektor Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang periode 2009-2013. Prof. Laode Masihu Kamaluddin M.Sc.,M.En. pepatah yang melukiskan begitu besarnya kuasa media informasi.
Berkenaan dengan kedahsyatan informasi, jauh sebelum teknologi informasi berkembang sedemikian rupa, Al Quran sessungguhnya telah demikian halus melukiskan kepada kita tentang pentingnya ketelitian dan kejelasan dalam mengkaji setiap informasi entah berupa isu ataupun opini yang disuguhkan kepada kita tiap harinya.
sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran surah Al hujurat ayat 6 yang arti terejemahannya sebagai berikut,
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS.Al Hujurat [46]:6)
Sungguh, kita pernah melihat, kita pernah membaca, sejarah kemajuan peradaban dan politik dizaman kaum tsamud dan firaun. akan tetapi, kemudian mereka dan kaumnya lebih memilih jalan yang kotor dan jorok. mereka tidak mengikuti prinsip kehidupan yang benar sehingga mereka jatuh bahkan dihancurkan kekuasaan mereka hingga ke akar akarnya. dan itu adalah salah satu bukti tentang berbagai peradaban dan bangunan politik yang kokoh telah terkubur dibawah tanah karena peradaban dan politik tersebut sukses dibangun atas perkoncoan isu isu dan opini miring untuk memuluskan kepentingan sepihak.
Hal hal itulah seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi para kaum, masyarakat, pendukung, salah satu kandidat calon pemimpin agar lebih mengutamakan kemaslahatan dalam menggulirkan opini sekaligus lebih teliti dalam mengolah informasi yang didapatklan, agar pemimpin yang kita harapkan hadir atas nama rakyat. bukan hadir atas kepentingan beberapa orang dan “lingkaran tertentu”
wallahu a’lam bishshawwab
Oleh : Irwan Saputra
Penulis adalah Ketua Kementerian Pengamalan Budaya Akademik Islam BEM-PT UNISSULA, Asal Kabaena, Bombana, Sulawesi Tenggara
Mantapp dek !! ternyata …. penuli handal juga….!! sukses.
Mudah-mudahan menjadi renungan bagi politikus,,,