ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Sulawesi Tenggara (Sultra) terbukti mampu mendukung budidaya jenis pohon yang hampir punah seperti Kayu kuku, yang merupakan salah satu dari lima jenis pohon yang terancam punah di Sulawesi menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), pada skala rumah kaca, persemaian dan lapangan.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan pertumbuhan dan produktivitas tanaman adalah dengan cara memanipulasi lingkungan. Pembekalan bibit unggul dengan FMA efektif pada waktu tanaman di persemaian merupakan strategi penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan hutan tanaman.
Berbagai hasil penelitian, melaporkan bahwa aplikasi teknologi mikoriza ternyata dapat mendukung keberhasilan pembangunan hutan tanaman, serta pelesatrian beberapa jenis pohon yang terancam punah di Sulawesi, khususnya Sultra, seperti kayu Kuku.
Seperti yang dikutip dari buku pidato pengukuhan guru besar bidang ilmu kehutanan pada Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO), Prof Husna yang mengungkapkan bahwa pada skala persemaian, inokulasi FMA lokal efektif meningkatkan pertumbuhan, biomasa serta perbaikan serapan hara tanaman kayu kuku yang ditumbuhkan pada media tanah Inceptisol serta pada tanah serpentine (media tanah lahan pascatambang nikel).
FMA sendiri merupakan salah satu fungi yang efektif dalam perbaikan dan budidaya jenis tanaman terancam punah serta secara signifikan dapat mempercepat suksesi dan keberhasilan hidup jenis dalam program konservasi dan rehabilitasi. FMA sendiri dilaporkan dapat bersimbiosis dengan berbagai jenis pohon hampir punah di Sulawesi, seperti kayu kuku, kalapi, angsana, dan sonokeling.
Mekanisme peran FMA dalam meningkatkan pertumbuhan dan keberhasilan hidup jenis pohon terancam punah seperti kayu kuku dapat melalui penyerapan unsur hara dan air, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik dan antibiotik. Selain itu, FMA juga dapat dikembangkan sebagai pupuk hayati dan dapat didayagunakan unutuk berbagai tujuan pemanfaatan seperti pemulihan ekosistem hutan dan lahan yang rusak.
Untuk diketahui, peran FMA dalam mempertahankan keberlangsungan hidup dan peningkatan produktivitas ekosistem dapat terjadi dalam beberapa cara seperti membantu penyerapan unsur hara dan air, perbaikan struktur komunitas dan produktivitas ekosistem tumbuhan, meningkatkan kesehatan tananman dan kesuburan tanah, dan menghasilkan hormon tumbuh. (B)
Reporter : Sri Rahayu
Editor : Tahir Ose