Komisi Penyiaran Tekankan Media Harus Netral Siarkan Berita Pilkada

Komisi Penyiaran Tekankan Media Harus Netral Siarkan Berita Pilkada
MEDIA NETRAL - Foto bersama Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio (bagian tengah, jas hitam) bersama dengan civitas akademika FISIP UHO usai menjadi pemateri di seminar tentang penyiaran di Aula FISIP, Sabtu (19/11/2016). (SRI RAHAYU/ZONASULTRA.COM)
Komisi Penyiaran Tekankan Media Harus Netral Siarkan Berita Pilkada
MEDIA NETRAL – Foto bersama Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio (bagian tengah, jas hitam) bersama dengan civitas akademika FISIP UHO usai menjadi pemateri di seminar tentang penyiaran di Aula FISIP, Sabtu (19/11/2016). (SRI RAHAYU/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio mengungkapkan lembaga penyiaran harus netral dan berimbang dalam memberitakan seorang calon kepala daerah, baik walikota maupun gubernur.

Hal ini diungkapkan Agung saat mengisi seminar tentang netralitas media penyiaran jelang Pilwali di Kota Kendari di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (UHO), Sabtu (19/11/2016)

Dalam kesempatan itu, Agung menyampaikan dalam sebuah Pilkada, jika ada dua paslon atau lebih, maka harus diberitakan sesuai dengan porsi serta frekuensi yang sama.

“Pemberitaan yang sesuai dengan porsi dan frekuensi yang sama, dalam konteks Pilkada atau Pilpres, sehingga ada keberimbangan,” kata Agung.

Agung juga mengungkapkan, kini media juga sudah cukup dewasa untuk menentukan kenetralan terhadap penyiaran berita para pasangan calon, terlebih lagi terkait iklan dan kampanye di layar kaca sepenuhnya dialokasikan oleh KPU, setiap keperluan kampanye kepada lembaga penyiaran.

“Jadi dengan demikian, kecil kemungkinan paslon untuk berinteraksi dengan lembaga penyiaran, untuk melakukan monopoli,” kata Agung.

Terakhir, Agung mengungkapkan netralitas media penyiaran ini ditekankan guna menciptakan framing yang sama, sehingga masyarakat betul-betul melihat tayangan yang lebih adil dan seimbang. Jangan kemudian didesain sedemikian rupa, meskipun memiliki frekuensi yang sama tetapi ada calon yang diistimewahkan.

“Jadi bagaimana kita menumbuhkan framing-framing yang positif di lembaga  penyiaran,” ungkapnya. (A)

 

Reporter: Sri Rahayu
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini