16 Organisiasi Pemuda Gelar Rembug Nasional, Bahas Bangun Lumbung Pangan

16 Organisiasi Pemuda Gelar Rembug Nasional, Bahas Bangun Lumbung Pangan
REMBUG NASIONAL - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama 16 organisasi kemahasiswaan dan kemasyarakatan yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Tani Indonesia Kawasan Indonesia Timur (GEMPITA KTI) akan menggelar urung rembug nasional guna membahas kesiapan pemuda terjun ke sektor pertanian untuk mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, di Makassar pada 1 Desember 2016 mendatang. (Foto Istimewa)
16 Organisiasi Pemuda Gelar Rembug Nasional, Bahas Bangun Lumbung Pangan
REMBUG NASIONAL – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama 16 organisasi kemahasiswaan dan kemasyarakatan yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Tani Indonesia Kawasan Indonesia Timur (GEMPITA KTI) akan menggelar urung rembug nasional guna membahas kesiapan pemuda terjun ke sektor pertanian untuk mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, di Makassar pada 1 Desember 2016 mendatang. (Foto Istimewa)

 

ZONASULTRA.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama 16 organisasi kemahasiswaan dan kemasyarakatan yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Tani Indonesia Kawasan Indonesia Timur (GEMPITA KTI) akan menggelar urung rembug nasional guna membahas kesiapan pemuda terjun ke sektor pertanian untuk mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, di  Makassar pada 1 Desember 2016 mendatang.

Rembug pemuda kawasan timur ini mengangkat tema “Pemuda Bergerak, Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia”. Kementan menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045.

16 organisasi pemuda  yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), GAMKI, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII), IPNU, IPPNU, Korps Alumni Mahasiswa Islam (Kahmi), Pemuda Muhammadiyah, IPM, Fatayat NU, dan Persatuan Mahasiswa Kristen Protestan Indonesia (PMKRI) serta Ikatan Dokter Muda Indonesia. Organisasi pemuda ini tersebar di 18 provinsi Indonesia timur.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) GEMPITA KTI, Razikin Juraid menilai membangun lumbung pangan dunia tidak bisa dengan melibatkan beberap elemen saja seperti TNI, perguruan tinggi, organisasi tani dan mahasiswa. Akan tetapi, perlu juga melibatkan pemuda sebagai elemen penting yang telah menyatu dengan masyarakat dan ikut mengawal jalanya roda pemerintahan.

“Untuk itu, dengan keberadaan pemuda yang tersebar di seluruh wilayah sampai ke perbatasan Indonesia, pemuda memiliki potensi dan posisi strategis untuk mendukung terwujudnya ambisi pemerintah yakni Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” katanya di Makassar, Rabu (30/11).

Razikin melanjutkan, pemuda Indonesia saat ini merupakan insan akademik dari berbagai disiplin ilmu, tidak lagi kaya akan teori tetapi memiliki pengalaman empirik dalam melakukan pemberdayaan atau perubahan di masyarakat. Bahkan mereka lahir dari lingkungan petani dan sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat petani.

Dengan potensi ini, ia optimis pemuda akan mampu melakukan proses pembangunan pertanian, seperti pendampingan atau penyuluhan, pemanfaatan lahan tidur, membangun desa mandiri benih, dan modernisasi pertanian. Pemuda pun mampu menciptakan inovasi teknologi dan kelembangaan petani, membangun desa pertanian organik dan membangun struktur pasar yang menguntungkan petani dan masyarakat.

“Yang lebih penting, pemuda dapat juga membangun lumbung pangan masyarakat sampai ke wilayah perbatasan. Dengan begitu, stok pangan masyarakat tersedia secara merata dan impor tidak lagi kita butuhkan, malah kita ekspor,” tegasnya.

Salah satu Pemuda dari Papua, Ismail Ladopurap menyambut baik upaya pemerintah menerjunkan pemuda ke sektor pertanian. Menurutnya, sejak Indonesia merdeka pemuda selalu dipandang sebelah mata sebagai aktor yang tak mampu membangun pertanian. Padahal, pemuda khususnya di Papua memiliki semangat dan budaya bertani sejak turun temurun bahkan banyak yang sarjana pertanian.

“Tanah kami Papua sangat subur jika dikelola untuk pangan dengan pertanian modern dan kami pemuda dilibatkan, masyarakat Papua tidak perlu datangkan pangan dari luar dan pemuda Papua senang bertani karena ada hasil yang menjanjikan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Dokter Muda, Sulfian Syam menuturkan dokter muda tersebar diberbagai pelosok Indonesia. Sudah saatnya dokter dilibatkan dalam urusan pangan sehingga tidak hanya bergantung pada aktivitas pengobatan medis.

“Dokter pun penting dilibatkan dalam pemberdayaan masyarakat petani dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya swasembada protein sehingga dokter pun bisa menjadi pelaku agribisnis dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan dokter itu sendiri,” pungkasnya.(*)

 

Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini