ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Nelayan di Rumbia Tengah, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengeluhkan pasokan solar di wilayah tersebut yang semakin hari semakin berkurang. Hal ini membuat para nelayan tidak bisa melaut.
Koordinator Nelayan Rumbia Tengah Mulyana mengatakan, kelangkaan solar tersebut sudah terjadi sekitar seminggu.
“Pasokan solar semakin berkurang jadi kami (nelayan) sudah banyak yang tidak turun melaut lagi,” ujar mulyana, Rabu (2/9/2015).
Pihaknya meminta ke pemerintah daerah (Pemda) Bombana melalui dinas perikanan dan kelautan, agar kelangkaan solar itu segera diatasi demi kelancaran pasokan ikan.
Kepala Pelelangan Ikan Bombana Cahyadin juga mengungkapkan, kekurangan subsidi solar tersebut memperanguhi pemasukan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI).
“Biasanya pasokan ikan yang masuk di TPI itu 1,5 ton per hari sementara saat ini pasokannya berkurang karena nelayan sudah semakin sedikit yang turun melaut,” ujar Cahyadin.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Kelautan, Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil (P2KP3K) Bombana, Apriadi Siama, mengatakan pihaknya tidak punya hak untuk menambah kuota dan distribusi solar tersebut karena itu merupakan hak pengelolanya.
Iapun membantah jika kuota solar di Rumbia itu berkurang karena dua solar paket dealer nelayan (SPDN) di Desa Tappuahi memiliki kuota masing-masing untuk SPDN Herlina itu 8000 kilo liter (KL) sementara SPDN Usman Sandiri memiliki 6000 KL.
“Keluhan nelayan hanya masalah harga yang mahal bukan kurangnya suplai solar karena kami sudah turun bersama badan pemeriksa keuangan (BPK) dengan melakukan wawancara kelima sampel keluhan mereka harga solar yang tinggi”, ungkapnya.
Data yang diperoleh Jurnalis Zonasultra harga yang disepakati pemerintah dengan pihak pengelola SPDN itu 6900 rupiah. Sementara masyarakat meminta di bawah harga yang telah disepakati.