Dosen UHO Ini Jadi Penemu Pakan Lobster Pertama di Dunia

Agus Kurnia
Agus Kurnia

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dosen di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tak henti-hentinya menorehkan prestasi. Kali ini, Agus Kurnia, salah satu dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Budi Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO membuktikan eksistensinya dengan berhasil menjadi penemu pakan lobster pertama di dunia.

Agus Kurnia
Agus Kurnia

Temuan ini diungkapkan sebagai temuan pertama di dunia karena setelah dirinya mencari paten untuk seluruh dunia, baik itu dari Eropa, Amerika, Jepang, Korea, belum ada yang meneliti tentang pakan lobster tersebut. Di negara lain, lanjut Agus hak paten yang mereka miliki hanya sebatas untuk model pemeliharaan saja.

“Untuk mengajukan paten dari suatu temuan itu, kita terlebih dahulu harus mencaritau hak paten di seluruh dunia. Karena setelah saya cari itu belum ada jadi bisa mengajukan hak paten,” kata Agus saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (6/1/2016).

Dia menjelaskan, penelitan ini sendiri didasarkan pada kebutuhan ikan dunia, termasuk lobster yang terus meningkat. Seiring dengan semakin menurunnya produksi perikanan tangkap maka ketersediaan tepung ikan dan minyak ikan sebagai komponen utama pakan terbesar juga menurun yang juga menyebabkan harganya semakin melonjak.

Oleh karena itu, pencarian sumber-sumber protein dan lemak alternatif untuk menggantikan tepung ikan dan minyak ikan dalam pakan udang lobster yang semakin mahal perlu dilakukan.

“Sebagai pengganti sumber protein dan lemak alternatif tersebut, maka kami menggunakan bahan-bahan pakan yang murah serta ramah lingkungan seperti keong bakau (Burungo) dan tepung kepala ikan yang nutrisinya tidak jauh beda,” ungkapnya.

Selain itu juga, diharapkan dengan adanya temuan pakan ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat nelayan, dengan mempermudah para nelayan untuk menemukan pakan yang lebih murah, sebab seperti diketahui nilai jual lobster sendiri cukup tinggi, hanya saja produksi tangkapnya yang mulai menurun akibat ketersediaan pakan yang terbatas.

Selanjutnya, Agus mengungkapkan akan melakukan pengabdian kepada masyarakat nelayan khususnya untuk dilatih cara membuat pakan lobster secara mandiri dengan bahan-bahan baku yang ada di sekitar mereka sehingga tidak tergantung dengan pakan dari daerah di luar sulawesi.

Pakan saat ini masih menjadi salah satu pokok permasalahan yang utama dalam budidaya ikan dan udang, karena alokasi pembiayaan dalam budidaya menghabiskan sekitar 40-50% dari total biaya produksi budidaya. (A)

 

Reporter : Sri Rahayu
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini