Beri Kuliah Umum di UHO, Menteri Amran Ceritakan Kisahnya Sebelum Sukses Jadi Menteri

Menteri Pertanian Pastikan Tahun Ini Tidak Ada Lagi Impor Jagung
KULIAH UMUM - Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat memberikan kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) di Auditorium Mokodompit, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (13/1/2017). (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)
Menteri Pertanian Pastikan Tahun Ini Tidak Ada Lagi Impor Jagung
KULIAH UMUM – Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat memberikan kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) di Auditorium Mokodompit, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (13/1/2017). (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Jumat, 13 Januari 2017 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, diselimuti rasa bangga dan senang. Pasalnya orang nomor satu di Kementerian Pertanian sekaligus penemu rodentisida atau yang lebih dikenal “Tikus diracun Amran” (Tiran) itu datang memberikan kuliah umum di sela kesibukannya sebagai menteri.

Dalam kuliah umumnya, Menteri Amran banyak memberikan motivasi kepada mahasiswa yang hadir dengan menceritakan kisah masa lalunnya sebelum sukses menjadi seorang menteri. Menurutnya tidak ada orang sukses yang tidak mau bekerja. Jadi adik-adikku mahasiswa mulai belajar dan kerja keras agar engkau bisa menjadi orang.

“Saya waktu sekolah ngontrak. Cuma satu kasur tanpa ranjang. Saya juga pernah kerja sebagai petugas penyuluh lapangan (PPL) dengan gaji sebesar Rp. 150 ribu. Itu sekitar tahun 1996. Saya waktu itu berpikir hampir merantau di luar negeri dan tidak mau kembali ke Indonesia lagi,” kata Amran.

Menteri kelahiran 28 April 1968 ini, bercerita ketika pertama kali merantau di Jakarta. Ketika itu dirinya kurus dan gondrong, bahkan waktu ke Jakarta dirinya diam-diam tidak membayar tiket kapal. Setelah tiba di Jakarta dia menginap dan tidur di Mesjid Istiqlal.

“Pertama kali mengijakkan kaki di Jakarta saya tidur di Mesjid Istiqlal. Imamnya datang, saya langsung buru-buru keluar,” kenangnya.

Amran juga bercerita, pernah mengkonsumsi mi instan seporsi berdua bersama temannya. Itupun, tanpa pesan minuman, lantaran sudah tidak ada uang lagi.

“Kadang ketika itu saya sampai meneteskan air mata. Ya Allah apakah saya harus menjalani hidup seperti ini,” ujarnya.

Olehnya itu dihadapan ratusan mahasiswa UHO, dirinya berpesan menjadi seorang mahasiswa itu harus kerja keras. Mahasiswa harus memanfaatkan waktu dengan baik.

“Jangan jadi anak muda maunya hura-hura, tua kaya raya, mati masuk surga, bohong itu. Saya pas jadi menteri tidak berleha-leha. Bahkan saya tidur hanya tiga sampai empat jam per hari,” ucapnya.

Ia juga berpesan, menjadi seorang mahasiswa harus disiplin, tidak boleh dosen lebih duluan masuk dibanding mahasiswa. Ia juga menambahkan bahwa disiplin itu lebih penting daripada hanya sekedar membaca buku.

Lebih lanjut, Menteri Kelahiran Bone 49 tahun silam ini mengatakan, tidak ada yang tidak bisa dilakukan di bumi Allah. Yang ada hanyalah sulit, namun pasti bisa dilakukan. Asal, adik-adikku mahasiswa memiliki karakter unggul, yaitu jujur, komitmen, pekerja keras, dan senantiasa berdoa. “Itulah ciri-ciri orang sukses, kalau ciri-ciri orang gagal itu, ya pasti banyak mengeluhnya daripada kerjanya,” ucapnya.(B)

 

Reporter : Ramadhan Hafid
Editor   : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini