Sejak Dulu Negeriku Telah Hoax

Nur Isni Nirwan
Nur Isni Nirwan

Kata hoax ternyata diyakini telah ada sejak beratus tahun lalu. Dimana hoax ini banyak diartikan sebagai “berita palsu”. Bukan hanya pada keadaan sekarang  yang makin berkembang, sejak dulu situs hoax menjadi populer dan menyebar di belahan dunia termasuk di INDONESIA.

Nur Isni Nirwan
Nur Isni Nirwan

Maksud dari penulis bahwa negeri ini telah hoax dengan melihat beberapa dari berbagai aspek.

Fakir miskin yang katanya dipelihara oleh Negara.faktanya ?Anak terlantar yang katanya dilindungi oleh Negara.faktanya ?Katanya bebas memeluk agama.Faktanya ?Katanya bebas beribadah sesuai keyakinan.faktanya ?

Entah apa yang tengah terjadi dengan negeriku tercinta !

Berawal dari tahun 2006 dimana pada tahun itu film “The Hoax” diputar yang dibintangi oleh Richard gere dan disutradarai oleh Lasse Hallstrom yang skenarionya ditulis oleh William wheeler . Katanya film ini diangkat dari sebuah buku yang berjudul sama karya “Clifford Irving” meski sebenarnya pada film itu banyak mengalami perubahan.

Bak cendawan di musim hujan Hoax nampaknya tak kunjung mati, Sebenarnya Hoax ini telah berkembang sejak lama. Jauh sebelum film itu di putar , negara kita pernah dipimpin oleh seorang wanita yang berpenampilan tenang dan tampak kurang acuh dalam menghadapi persoalan dengan membuat gaya kepemimpinan “anti kekerasan” agar masyarakat merasa “aman dan tentram”. faktanya ? rakyat TIDAK merasa aman dan tenteram karena banyaknya terjadi kasus peledakan dan terror bom berbagai tempat di Indonesia. Peledakan bom yang paling dahsyat di Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 menewaskan 183 orang menunjukkan kasus yang lebih ironis dari sebuah  “kekerasan” ..

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi namun rasanya hoax memang telah dikembang biakkan di negeriku ini. Katanya Negara kita pernah dipimpin oleh seorang ilmuan,tapi tidak membuat rakyatnya serta merta intelek semua.

Negara kita juga pernah dipimpin oleh seorang ulama tapi tidak menjadikan semua rakyatnya religus dan berkarakter mulia , Negara kita juga pernah dipimpin oleh seseorang yang bijak tapi tetap saja rakyatnya masih banyak yang anarkis .

Bagaikan alunan musik surgawi bagi anak negeri, Negeriku kini telah berusia Tujuh Puluh tahun.Jika diibaratkan sebuah kapal, Indonesiaku adalah kapal tua yang telah tujuh kali berganti nahkoda namun masih jauh dari kata “merdeka“. Demikianlah bahwa makna Indonesia “merdeka” adalah Indonesia yang mencapai kehidupan yang bersatu,berdaulat,adil dan makmur

Begitu bangga dan gembira ketika kita membaca sebuah artikel tentang Indonesia yang kaya akan alam yang melimpah.Namun sementara ini,sudah menjadi rahasia umum bahwa mayoritas rakyat Indonesia hidup dalam penderitaan, kemiskinan, kemelaratan, pertikaian dan kian tergusur di tanah airnya sendiri yang sering disebut orang “gemah ripah loh jinawi”

Persepsi penulis,Puncak keberhasilah negeri ini ketika telah berbangsa dan bernegara, yakni: memiliki Indonesia yang “MELINDUNGI segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk MEMAJUKAN kesejahteraan umum, MENCERDASKAN kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan KETERTIBAN dunia yang berdasarkan kemerdekaan, PERDAMAIAN abadi dan KEADILAN sosial.”

Tahun 2015 seorang pemimpin telah terpilih dengan gerakan “AYO KERJA” dengan slogan itu masyarakat berharap mampu mewujudkan tujuan bangsa ini.

Lupakan masalah slogan itu.

Revolusi belum selesai !!

Katanya,Suka tidak suka saat ini rakyat Indonesia digambarkan sebagai “Ayam yang tidur di atas padi, tapi mati kelaparan” atau “Itik yang berenang di atas air, tapi mati kehausan”. Demikian kondisi Indonesia kita saat ini. Indonesia yang semakin jauh dari cita-cita dan tujuan Indonesia merdeka.

SELAMATKAN INDONESIAKU

Satu-satunya jalan untuk “selamatkan Indonesia” adalah perlunya kesadaran kuat seluruh komponen bangsa untuk kembali pada Indonesia Asli, yakni Indonesia yang menjunjung tinggi persatuan, budaya gotong royong, rasa kemanusiaan yang adil dan melawan setiap bentuk kolonialisme-neokolonialisme, imperialism-neoimperialisme, liberalisme-neoliberalisme, dan ideologi-ideologi lainnya yang meluluh lantahkan pondasi pancasila dan UUD 1945 asli.

Oleh Nur Isni Nirwan
Penulis Merupakan Mahasiswa Sistem Informasi 016 USN KOLAKA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini