Jalan Tol Buat Asrun

Andi Syahrir
Andi Syahrir

OPINI : Pilkada serentak 2017 usai. Di Kendari, pasangan Adriatma Dwiputra-Sulkarnain (ADP-Sul) diperkirakan sebagai pemenang. Tanpa mengurangi penghargaan pada proses politik dan hukum yang sedang dan akan ditempuh pasangan lainnya, kita arahkan perhatian pada Asrun.

Dia politisi tangguh di balik pertarungan menentukan ini. Bukan hanya menentukan putranya bakal menggantikannya sebagai walikota, tapi juga menentukan langkah politiknya di pilkada serentak 2018. Sebagai calon gubernur.

Andi Syahrir
Andi Syahrir

Di Sultra, kita menyaksikan tiga politisi kawakan yang sama-sama mendorong anaknya di pilkada. Asrun dengan ADP. Ridwan Bae dengan Ihsan. Sjafei Kahar dengan Agus.

Kemenangan dan kekalahan putra-putra ini masing-masing akan berpengaruh terhadap masa depan sang ayah di pemilihan gubernur. Ketiga ayah ini masing-masing sudah pernah mengutarakan niatnya untuk maju.

Tulisan ini dibatasi pada perebutan PAN sebagai pintu. Belum soal koalisi dengan partai lain, ataupun membincang peta dukungan pemilih.

Jika mengacu pada Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW PAN tahun 2016 lalu, ada lima nama besar. Nur Alam, Umar Samiun, Asrun, Kerry Konggoasa, dan Abdurrahman Shaleh (ARS).

Hasil muswil berakhir dengan Nur Alam tak lagi aktif, dan akan habis masa jabatannya, serta dijadikan tersangka. Umar Samiun menjadi ketua, lalu tersangka. Asrun ketua di Kendari. Kerry dan ARS ketua harian DPW. Kerry akan maju pilkada sebagai incumbent di Konawe, sedangkan ARS kemungkinan hanya bertarung di Pileg 2019 mendatang.

Di organisasi partai, praktis PAN dikelola oleh tiga serangkai Kerry-ARS-ADP. Putra Asrun ini nama baru yang tiba-tiba mencuat di level elit DPW. Sekretaris. Mengurusi administrasi partai. Peran strategis yang dalam beberapa hal dapat “menyalip” ketua harian.

Tugas Kerry, menggantikan ketua saat sedang berada di luar daerah. Dalam hal Umar ditahan seperti sekarang, Kerry pemegang kendali. Sedangkan ARS akan melakukan koordinasi dengan para ketua DPD di daerah. Kerry dan ARS adalah “orangnya” Nur Alam. Rival Asrun dalam konstelasi saat ini.

Cepat atau lambat, kursi Umar akan digoyang Asrun. Dia punya kepentingan besar. Tanpa harus berkoalisi, PAN bisa mengusung calon sendiri. Sembilan kursi. Tepat 20 persen. Asrun punya kans besar merebut kursi Umar di DPW.

Di dewan pimpinan pusat (DPP), Asrun punya nilai tawar. Sebagai Ketua PAN Kendari, dia sukses memenangkan jagonya di pilkada. Bahkan isyarat bahwa Asrun mendapat tempat istimewa di DPP telah terlihat dari terakomodirnya ADP secara mengejutkan di jajaran elit DPW pasca muswil alot yang diambil alih oleh DPP itu.
Umar dengan segala keterbatasannya akibat masalah hukum yang membelitnya tentu tak akan leluasa bermanuver. Pada akhirnya, DPP akan segera menjatuhkan “vonis”. Mencopotnya dari ketua, lalu mendorong digelarnya muswil luar biasa.

Kerry jika berniat maju ke bursa ketua, mau tak mau melepaskan pelaksanaan muswil luar biasa ke tangan orang lain. Bisa diorganisir ARS. Bisa juga oleh ADP.

Tapi dia juga harus berhitung di Pilkada Konawe, mengingat dia tak lagi ketua di sana. Jika dia memaksa bersaing dengan Asrun, lalu kalah, pintu PAN untuknya di Pilkada Konawe bakal terancam. Dia harus memikirkan kompromi melawan Asrun.

ARS. Dia tak akan “berani” maju sebagai kandidat ketua melawan Kerry atau Asrun. Melawan Kerry, mereka adalah sekutu. Melawan Asrun, kemampuannya terbatas. Pengunduran dirinya di perburuan partai pada Pilkada Kendari sudah menjadi parameter mengukur kekuatannya. Dia harus mengalir seperti air jika masih mau menjadi caleg lewat PAN.

Di luar mereka tak ada lagi kader PAN yang kuat. Ada satu yang tersisa. Abdul Rasak. Mantan Ketua DPRD dan calon Walikota Kendari. Dia masih meretas asa di pilwali. Rasak butuh keberuntungan yang lebih. Ini sudah menggerus energinya. Alih-alih memikirkan perebutan ketua DPW. Tapi jika dia menang pilwali, peta akan berubah total.

Baca Juga : [Tak] Perlu Berdoa di Pilkada

Sekarang, raksasa itu adalah Asrun. Dia memiliki segalanya. Kekuasaan. Uang. Prestasi. Jaringan di DPP. Asrun seperti menatap jalan tol untuk merengkuh PAN. Lalu siapa sekretarisnya? Tidak mungkin ADP. Syamsuddin Rahim adalah kandidat terkuat. Dia adalah loyalis Asrun. Ketua Tim pemenangan ADP-Sul, Ketua DPRD Kendari, Sekretaris DPD PAN Kendari.

Lalu siapa pengganti Asrun sebagai ketua di Kendari jika meraih kursi ketua DPW? Kemungkinan anaknya, ADP. Pilwali telah mengajarkan kita.***

 

Oleh Andi Syahrir
Penulis Merupakan Alumni UHO & Pemerhati Sosial

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini