Gegara Tempat Duduk Ketua Komisi III DPRD Sultra Tampar Stafnya

Gegara Tempat Duduk Ketua Komisi III DPRD Sultra Tampar Stafnya
Gegara Tempat Duduk Ketua Komisi III DPRD Sultra Tampar Stafnya

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Tahrir Tasrudin menunjukkan sikap tidak terpuji dengan menampar staf DPRD Sultra Alfian Syahputra, saat sedang menghadiri rapat paripurna istimewa dalam rangka hari ulang tahun (HUT) Konawe, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Konawe, Jumat (3/3/2017) lalu.

Tahrir Tasrudin
Tahrir Tasrudin

Menurut kesaksian Alfian, aksi yang ditunjukkan politisi PAN itu, dilakukan dihadapan anggota DPRD Konawe, wakil bupati dan unsur musyawarah pimpinan daerah (Muspida) Kabupaten Konawe, serta undangan yang hadir di rapat tersebut.

Kejadian tersebut berawal ketika Tahrir Tasrudin memasuki ruangan berlangsungnya rapat paripurna sekitar pukul 13.15 Wita dan langsung menuju tempat duduk yang disiapkan untuk Ketua DPRD Sultra. Tapi pada kegiatan tersebut ketua DPRD berhalangan hadir, sehingga anggota DPRD Samsul Ibrahim yang diamanatkan untuk menggantikannya.

“Pukul 13.15 Wita saya sudah berada dilokasi, untuk mencek kursi sudah siap untuk diduduki oleh Ketua DPRD Sultra. Setelah itu saya keluar ruangan untuk menunggu kedatangan pak Samsul Ibrahim. Nah kebetulan pada saat itu yang datang duluan pak Tahrir. Saya bingung kenapa pak Tahrir sampai datang di HUT Konawe sementara dia dapil Kolaka-Kolaka Utara,” kata Alfian saat ditemui di Kantor Sekretariat DPRD Sultra, Senin (6/3/2017).

Alfian menambahkan, ketika Tahrir Tasrudin memasuki ruangan, dia tidak menemani beliau, sebab dia menunggui Samsul Ibrahim. Alasannya karena Samsul Ibrahim dimandatkan oleh ketua DPRD untuk menggatikannya. Selang 10 menit berlalu Alfian kemudian masuk ke dalam ruang acara untuk melihat Tahrir Tasrudin. Tapi ternyata ketua Komisi III tersebut telah duduk di kursi yang disiapkan untuk ketua DPRD Sultra.

Alfian menjelaskan, begitu Samsul Ibrahim memasuki ruang rapat peripurna, dirinya langsung mendekati Tahrir Tasrudin dan berbisik bahwa kursi yang diduduki itu bukan untuknya tapi untuk Samsul Ibrahim. Setelah mendengar perkataan Alfian, Tahrir Tasrudin kemudian berdiri dan bertanya kepada Alfian dimana tempat duduknya. Alfian kemudian berkata bahwa menurut protokoler DPRD Konawe bapak duduk dibarisan kedua.

Alfian Syahputra
Alfian Syahputra

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, kata Alfian, dirinya langsung didatangi oleh protokoler DPRD Konawe untuk meminta Tahrir Tasrudin agar duduk di depan, di kursi yang disediakan untuk Ketua DPRD Kota Kendari. Sebab Ketua DPRD Kota Kendari tidak hadir pada saat itu.

“Setelah mendengar penjelasan itu saya datang mi bisik beliau disebelah kanannya. Mohon izin pak haji, tapi dia langsung balik sama saya dan mendorong pipi saya, sambil berkata tidak usah mi kamu urus saya. Protokeler bodoh, bodoh, bodoh kau. Setelah mendengar perkataannya pak Tahrir, saya langsung mundur ke belakang sambil berpikir, kenapa ini orang tua,” ungkapnya.

Setelah selesai acara Alfian berdiri didekat pintu keluar ruangan rapat paripurna sambil menunggu Samsul Ibrahim. Tak berselang lama Tahrir Tasrudin memanggil Ruslin yang juga staff di DPRD Sultra.

“Begitu dia panggil Ruslin, saya datang juga menghampiri beliau. Tapi begitu saya datang dia langsung tampar saya. Saya bilang mi pak haji, ko kasih malu saya. Pak haji saya minta maaf, pak Samsul Ibrahim itu mewakili pak ketua. Tapi begitu saya menjelaskan dia tampar lagi,” tandasnya.

Atas insiden itu Alfian tidak akan melapor ke pihak kepolisian atas kejadian tersebut. Dia hanya menyerahkan persoalan itu kepada kantor dan pimpinan DPRD untuk menyelesaikan prosesnya.

Disisi lain, Tahrir Tasrudin mengakui, bahwa dia telah menampar staff DPRD Sultra lantaran emosi. Sebab pada saat itu dirinya disuruh pindah untuk duduk dibarisan kedua ketika acara telah berlangsung.

“Saya disuruh pindah ke belakang sama protokoler DPRD provinsi dan Kabupaten Konawe sambil mengatakan bahwa ini bukan tempat duduk bapak. Padahal sebenarnya itu tidak boleh terjadi didalam tatakrama. Jadi saya lakukan itu, kalau saya tidak lakukan penamparan itu berarti saya ini bencong, malu saya. Tapi itu adalah hanya miskomunikasi dan saya juga sudah minta maaf,” kata Tahrir saat ditemui di ruangan Humas DPRD Sultra, Senin (6/3/2017). (B)

 

Reporter : Ramadhan Hafid
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini