ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Bupati Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruksamin membantah tudingan yang menyebutkan jika saat ini ada ribuan ton hasil jagung para petani di wilayah itu menumpuk akibat tak ada pembeli.
“Tidak ada ribuan ton hasil panen jagung saat ini di Konut itu. itu data dari mana, yang ada saat ini para petani kita baru 10 ton yang memanen dan sudah dilaporkan kepada saya dan sudah kita bicarakan untuk penjualannya,” kata Ruksamin Saat ditemui, Jum’at (7/4/2017).
Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) mengaku, tidak mungkin melakukan tindakan yang dapat merugikan masyarakatnya. Sehingga, dalam proses pelaksanaanya pihaknya juga telah menggandeng pihak asuransi Jasindo untuk mengatasi hal terburuk yang bisa saja terjadi.
“Sudah jelas kan kita sudah MoU dengan bulog dan itu didatangkan oleh Pak Menteri Pertanian saat datang di Konut untuk membeli hasil panen sebesar Rp 3,150 rupiah perkilonya. Dan memberikan bantuan bibit juga pupuk. Saya juga sudah menyiapkan gudang di Molawe dan di Padalere,” terangnya.
Ruksamin menduga, isu tersebut sebagai upaya untuk mempolitisir keadaan dan program yang dicanangkan bisa membuat para petani jagung di wilayah itu menjadi patah semangat dalam mensukseskan program penanan jagung hibrida Konasara 2000 hektar.
“Saya sendiri saja buka lahan jagung pribadi puluhan hektar, kalau itu tidak ada manfaatnya dan menghasilkan untuk apa saya menanam sama saja saya membodohi diri sendiri. PT Jafpa Makassar sudah masuk meninjau lokasi jagung dan siap bekerja sama membeli hasilnya tinggal kemauan dan keseriusan masyarakat untuk menanam jagung,” ujarnya.
Ruksamin menghimbau agar masyarakat Konut tidak terpengaruh dan terprovokasi dengan isu dan informasi yang sifatnya menyesatkan, dan menjatuhkan kinerja pemerintah dalam mewujudkan pembanguan yang lebih baik sejahtera dan beradab.
Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan ton produksi jagung para petani di Konut menumpuk akibat tak ada pembeli, sehingga jagung yang diperuntukkan buat pakan ternak itu nyaris rusak dimakan ulat. Hal ini juga membuat petani frustasi dan tidak lagi menggeluti program tanam jagung yang dijalankan pemerintah Konut.
Kegiatan penanaman jagung hibrida merupakan program nasional yang melibatkan langsung Pemerintah Pusat, Provinsi dan daerah. Dalam pelaksanaanya telah menggandeng beberapa instansi yang mempunyai peran penting diantrasnya, pihak Bank sebagai penyuplai modal untuk para petani dan Bulog sebagai pembeli hasil panen jagung. (B)
Reporter : Jefri Ibnu
Editor : Kiki