ZONASULTRA.COM, BELU – Kegiatan crossborder kali ini ada di perbatasan dengan Timor Leste. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mensupport Atambua Adventure Offroad 2017 yang dihelat 22-23 April 2017. Sedikitnya ada 100 mobil yang ikut dalam adventure itu.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh pencinta otomotif di daratan Timor termasuk peserta dari Timor Leste ini akan melakukan touring pada hari pertama (22 April) dengan rute start Lapangan Simpang 5 Atambua menuju Air Terjun Mauhalek di Kecamatan Lasiolat, lanjut ke Padang Fulan Fehan di Kecamatan Lamaknen, dan ke Benteng Ranu Hitu di Kecamatan Lamaknen, terus melintasi pegunungan Perbatasan RI-Timor Leste di Kecamatan Lamaknen dan Kecamatan Lamaknen Selatan.
Hari kedua (23 April) start dari Desa Naekasa di Kecamatan Tasifeto Barat, menuju Kecamatan Kakuluk Mesak, batas Kabupaten TTU, kembali menuju arah Kota Atambua, finish di Lapangan Simpang Lima Atambua, dilanjutkan dengan malam hiburan dan acara penutup.
“Acara ini selain mempromosikan beberapa destinasi unggulan terutama kawasan wisata alam dan budaya yang ada di Kabupaten Belu, juga sebagai ajang silahturahmi anggota komunitas yang tersebar di seluruh kabupaten se-daratan Timor (Kupang, TTS, TTU, Belu dan Malaka) dan Timor Leste,” jelas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara Kementerian Pariwisata Eathy Reko Astuti, Sabtu (15/4/2017).
Bila yang ditargetkan ada 100 mobil, berarti akan ada 400 orang peserta dalam offroad, 100 orang berasal dari Timor Leste dengan penonton sekitar 1.000 orang. Belu sendiri ditargetkan wisman tahun ini 131 ribu orang. Sedangkan untuk di 3 PLB NTT (Motaain, Motamasin dan Wini) ditargetkan 301 ribu orang pada tahun 2017.
(Baca Juga : Adi Sucipto dan Kemenpar Perkuat Sinergi Sukseskan JIAS 2017)
Esthy berharap, Atambua selain dapat menjadi kota festival budaya bagi Indonesia dan Timor Leste, juga menjadi arena ajang sport tourism. Menurutnya, bila Atambua dijadikan kota festival dan sport tourism, maka pariwisata di Belu akan semakin terdongkrak.
“Timor Leste sangat bisa diajak untuk terlibat dalam festival karena antara timur dan barat Pulau Timor memiliki budaya yang sama. Sport tourism kini juga bisa menjadi atraksi baru. Semuanya menjadi ajang untuk meningkatkan hubungan persahabatan yang lebih erat lagi bagi dua negara bertetangga ini,” kata Esthy.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Kabupaten Belu yang secara geografis berbatasan langsung dengan negara Timor Leste dinilai memiliki daya tarik tersendiri dan sangat strategis untuk pengembangan pembangunan pariwisata.
Sejak Kemenpar menghidupkan crossborder, area sejak 2016,wilayah perbatasan menjadi deatinasi yang lumayan bagus. Bahkan, sampai 3,6 persen dari total angka kunjungan wisman. “Belajar dari banyak negara di Eropa yang maju karena crossborder,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Tahun 2017 ini, crossborder area juga menjadi target perolehan wisman. Karena itu, berbagai event digelar untuk menghidupkan wilayah perbatasan dengan berbagai festival.(*)