ZONASULTRA.COM, MANADO — Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Kota Manado makin terlihat seksi. Di periode Januari-Maret 2017 saja, angkanya sudah menembus 21.208 wisman. Sudah hampir mendekati setengah kunjungan wisman di 2016 silam.
“Angka kunjungan wisman tahun 2016 lalu mencapai 50.208 orang. Tapi, di 2017 baru tiga bulan sudah mencapai 21.208 kunjungan wisman. Hampir setengah dari kunjungan tahun lalu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Manado Hendrik Warokka, Selasa (18/4/2017).
Dari paparan Hendrik, peningkatan basis kunjungan turis wisman itu tidak terlepas dari kebijakan pemerintah. Di antaranya kebijakan bebas visa kunjungan ke Indonesia untuk 169 negara. DItambah lagi, ada dukungan promosi, hard selling dan kemudahan akses udara dari Kementerian Pariwisata, Angkasa Pura, AirNav dan sejumlah maskapai.
“Sekarang Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado sudah buka 24 jam. Jumlah penerbangan dan arus keluar masuk barang jadi meningkat,” ucapnya.
Ucapan Hendrik tadi disokong data akurat. Sepanjang 2016 lalu, Bandara Sam Ratulangi Manado menunjukkan capaian positif. Sebanyak 96.204 penumpang internasional masuk-keluar di bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero) tersebut. Angka ini naik pesat sebesar 80 persen.
Pada 2015, tercatat hanya 42.788 penumpang. Untuk traffic pesawat sepanjang 2016, ada 25.494 pergerakan untuk domestik dan 868 flight internasional atau naik 86 persen jika diakumulasikan.
“Target Pemkot Manado tahun 2017 ini tidak banyak-banyak, hanya 51 ribu kunjungan wisman. Kami optimistis bisa mencapai target ini, bahkan bisa melampaui,” tambahnya.
Dominasi kunjungan wisman ke Manado, menurut dia, masih didominasi Cina, Jerman, dan Singapura. “Kalau wisman dari Tiongkok datang di Manado selama enam hari. Mereka umumnya berwisata bahari. Mayoritas tertarik dengan Bunaken, Danau Tondano dan Danau Linow. Nomor duanya suka wisata budaya, dan city tour karena turis Cina itu suka berbelanja di Mantos, mengunjungi patung Tuhan Yesus di Citraland, ke kawasan Kampung Cina dan jalan-jalan di area Boulevard,” ujarnya.
Lantaran didominasi turis Negeri Tirai Bambu, Dispar Kota Manado berencana akan memperkuat pemasaran pariwisata ke Cina. Caranya? Dengan join ke Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan pariwisata di Manado langsung ke Cina. “Untuk menambah kunjungan wisman, Dispar juga akan membenahi objek wisata di Manado, kebersihan, dan keamanan Kota Manado harus tetap dijaga agar wisman nyaman datang dan tinggal di sini,” tutupnya.
(Baca Juga : Sultra Prioritaskan Pengembangan Destinasi Wakatobi)
Realita tadi membuat Menpar Arief Yahya makin bersemangat menjadikan Kota Manado sebagai HUB Pariwisata dari pasar Pasifik, seperti Cina, Hong Kong, Macau, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. “Atraksi pariwisata di Manado kita acungkan jempol. Makanya kita buat Beyond Manado untuk menjadi hub pariwisata,” kata Menpar Arief Yahya.
Salah satu komitmen Menpar Arief Yahya dengan Board of Directors (BoD) Sriwijaya Air yang dipimpin Chandra Lee di Roadshow, 17 April 2017 lalu adalah menambah frequensi terbang ke Manado dari pasar China. Destinasi baru yang akan diterbangi Sriwijaya adalah Ternate, Ambon, Makassar, Manado, Lombok, Tarakan, Bangka, dan Belitung.
Menpar bersama Gubernur Sulawesi Utara juga berencana meningkatkan fasilitas pariwisata lain seperti memperbaiki akses transportasi laut dari dan ke Manado dan amenitas. “Ini adalah bagian dari CEO Commitment, atau keseriusan Gubernur Olly Dondokambey bersama seluruh jajarannya. Kalau pimpinan daerahnya serius, pasti akan tercepai target kunjungan tersebut, begitu pun sebaliknya,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)