Perayaan Hari Buku Sedunia, Begini Denyut Literasi di Kota Bertakwa

Perayaan Hari Buku Sedunia, Begini Denyut Literasi di Kota Bertakwa
HARI BUKU - Saat diskusi komunitas dan penggiat literasi di Pustaka Kabanti, Sabtu (22/4/2017) malam. Hal itu dalam rangka merayakan Hari Buku Sedunia. (Foto: Syaifuddin Gani for ZONASULTRA.COM)
Perayaan Hari Buku Sedunia, Begini Denyut Literasi di Kota Bertakwa
HARI BUKU – Saat diskusi komunitas dan penggiat literasi di Pustaka Kabanti, Sabtu (22/4/2017) malam. Hal itu dalam rangka merayakan Hari Buku Sedunia. (Foto: Syaifuddin Gani for ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Hari Buku Sedunia dirayakan di Kota Kendari yang dikenal sebagai Kota Bertakwa dari 22 sampai 23 April 2017. Pembukaan berlangsung Sabtu (22/4/2017) semalam, mulai pukul 19.00 Wita.

Antusiasme para penggiat komunitas dan literasi cukup tinggi. Terbukti dengan sesaknya puluhan peserta diskusi di Pustaka Kabanti (Kompleks BTN Puri Tawang Alun 2), Kota Kendari. Motor dan mobil memenuhi Blok H yang terbentang sekitar 100 meter.

Hari raya bagi penggiat buku itu dibuka oleh Syaifuddin Gani, selaku Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sulawesi Tenggara (Sultra). Pendiri Pustaka Kabanti tersebut mengatakan bahwa lewat tema haru buku sedunia “Daya Cipta Daya Gerak” diikhtiarkan laku dan pengamalan keberaksaraan di Sultra.

“Saya bahagia melihat kreativitas dan daya cipta teman-teman di Kendari. Dengan semangat kerelawanan dan dedikasi yang tinggi, mereka melakukan kegiatan membaca, menulis, menerbitkan buku, pementasan seni, riset, dan pertemuan demi mengguratkan jejak literasi di kotanya,” ujar Syaifuddin semalam, yang juga peneliti di Kantor Bahasa Provinsi Sultra.

Dengan demikian, para penggiat komunitas telah menyumbangkan karya dan kerja bagi sejarah peradaban kotanya. Kata Syaifuddin, daya cipta nyata seperti itulah yang patut diapresiasi dan diacungi jempol.

Sejumlah acara di malam pembukaan tersebut tergelar dengan rapi dan penuh diskusi para penggiat literasi. Dipandu oleh pewara Nina, acara pertama diawali dengan pembacaan puisi Al Galih dari Teater Sendiri, juga Lily dari Ganda Gong Teater.

Selanjutnya, untuk pertama kalinya di Kendari diadakan Pidato Kebudayaan yang dibawakan oleh Patta Nasrah. Pengamat seni tersebut mengatakan bahwa betapa pentingnya kesejarahan ilmu pengetahuan harus dibongkar kembali untuk memudahkan kita menemukan pemahaman yang utuh tentang ilmu pengetahuan itu sendiri.

“Kita dapat menggunakan model penjajakan secara epistemologi, genealogi, hingga ontologis. Bahkan kita dapat meneropong ke ranah metafisika dan yang transcendental,” demikian sebagian kutipan pidato, Patta Nasrah.

Acara yang tak kalah penting adalah diskusi komunitas dengan tema “Daya Gerak Daya Cipta” yang menghadirkan pembicara: Syaifuddin Gani (Pustaka Kabanti), Kahar Mappasomba (Teras Rumah Bunyi), Asniwun Nopa (Gerakan Kendari Mengajar) yang dimoderatori oleh Mutmainnah (Komunitas Sastra Muda).

Asniwun mengetengahkan proses literasi di Gerakan Kendari Mengajar yang dikelolanya. Kahar mengulik visi literasi yang digiatkan di Rumah Bunyi, sedangkan Syaifuddin Gani memompa dan mengapresiasi gerak dan karya literasi yang dipersembahkan oleh komunitas.

Sebuah gerakan kebudayaan yang lahir dari kaum muda, tanpa tergantung kepada modal dan labirin birokrasi. Sesi diskusi sangat menarik. Ahid Hidayat memberi salut sekaligus meminta untuk melihat kembali visi literasi yang dilaksanakan komunitas. Lain pula Achmad Zain yang menambahkan frase “daya juang” bagi aktivis literasi. Sebelum agenda berakhir, Astika seorang penyair Kendari tampil dengan musik akustik yang memesona.

“Literasi menggerakkan dan membangun peradaban. Begitu pula seni yang mencerahkan,” ujar Sayifuddin di sela-sela diskusi.

Berita Terkait : Ayo! Meriahkan Perayaan Hari Buku Sedunia di Kota Kendari, Ini Agendanya

Berdasarkan situs Wikipedia, Hari Buku Sedunia dikenal pula dengan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia dan Hari Buku Internasional, merupakan hari perayaan tahunan yang jatuh pada 23 April yang diadakan oleh UNESCO untuk mempromosikan peran membaca, penerbitan, dan hak cipta. Hari Buku Sedunia dirayakan pertama sekali pada 23 April 1995.

Hubungan antara 23 April dengan buku pertama sekali dibuat oleh toko buku di Catalonia, Spanyol pada tahun 1923. Ide awalnya berasal dari penulis Valencia, Vicente Clavel Andrés sebagai cara untuk menghargai penulis Miguel de Cervantesyang meninggal pada tanggal tersebut.

Pada tahun 1995, UNESCO memutuskan Hari Buku Sedunia dan Hari Hak Cipta Sedunia dirayakan pada 23 April, sebab tanggal tersebut juga merupakan hari kematian William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega, serta hari lahir atau kematian beberapa penulis terkenal lain. (A)

 

Reporter : Muhamad Taslim Dalma
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini